Taman Nasional Gunung Palung (Tanagupa) kedatangan satu individu orangutan liar dewasa bernama Jala. Orangutan berkelamin jantan itu dipindahkan ke Gunung Palung pada Jumat (7/5/2021). Kedatangan Jala ini menambah populasi orangutan di taman nasional tersebut.
Kegiatan translokasi orangutan Jala ke Taman Nasional Gunung Palung ini merupakan upaya yang kedua selama tahun 2021. Pada April 2021, telah dilakukan pula pemindahan seekor orangutan jantan liar dewasa ke lokasi sama.
Lalu bagaimana Taman Nasional Gunung Palung yang dianggap rumah baru orangutan? Apa memang ini habitat yang cukup tepat? Berikut uraiannya:
1. Rumah baru orangutan

Taman Nasional Gunung Palung kedatangan satu individu orangutan liar dewasa bernama Jala. Orangutan berkelamin jantan itu dipindahkan ke Gunung Palung pada Jumat (7/5/2021), setelah diselamatkan karena terjebak di kebun warga di Desa Penjalaan, Kalimantan Barat.
Penyelamatan ini dilakukan oleh Tim Wildlife Rescue Unit (WRU), Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Konservasi Wilayah I Ketapang, Yayasan IAR Indonesia, Yayasan Palung dan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Penjalaan.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Palung, M Ari Wibiwanto pada keterangan tertulisnya menyampaikan kegiatan translokasi orangutan Jala ke Taman Nasional Gunung Palung ini merupakan upaya yang kedua selama tahun 2021 yang sebelumnya pada bulan April.
“Kami akan tetap memonitor pergerakan orangutan tersebut selama berada di kawasan Gunung Palung dan memastikan dapat hidup aman, baik, dan sehat,” ujar Ari yang dimuat Betahita.
Sebelumnya pada tahun 2019, sebanyak tiga individu orangutan yang menjaga korban kebakaran hutan juga diselamatkan ke Taman Nasional Gunung Palung. Tempat ini memang disebut sebagai salah satu habitat yang baik bagi orangutan.
2. Taman Nasional Gunung Palung

Taman Nasional Gunung Palung yang berlokasi di wilayah Resort Batu Barat, Desa Batu Barat Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara dianggap jadi tempat cocok bagi orangutan. Hal ini berdasarkan kajian survei dan kelayakan habitat.
Pada survei tersebut TN Gunung Palung memiliki tingkat keamanan yang tinggi, kemudian jauh dari pemukiman dan memiliki tumbuhan pakan yang melimpah serta kerapatan individu orangutan yang masih sangat rendah.
“Selain itu, status kawasan sebagai Taman Nasional juga lebih menjamin keselamatan orangutan di dalamnya,” ujar Manager Lapangan IAR Indonesia, Arigitoe Ranting yang diwartakan Kompas.
Kepala Balai Tanagupa, Ari M Wibawanto mengatakan di TN Gunung Palung memiliki tiga alternatif tempat translokasi yang sudah disurvei daya dukungnya yaitu Riam Bekinjil, Bukit Kubang dan Bukit Daun Sandar.
“Kami sudah menerima 7 individu orangutan yang ditanslokasikan ke kawasan kami, 5 di antaranya ke Bukit Kubang,” ucapnya.
3. Penegakan hukum

Dirinya melanjutkan pada langkah selanjutnya bersama pihak terkait yakni BKSDA Kalbar dan IAR Indonesia akan melakukan survei lokasi-lokasi lain yang cocok untuk dijadikan tempat translokasi agar populasi orangutan tidak menumpuk di satu tempat saja.
Hal ini penting dilakukan untuk menjamin keberlangsungan hidup orangutan. Apabila tempat translokasi hanya terbatas di 3 tempat tadi, ucap Ari khawatir justru akan menimbulkan masalah pada kemudian hari.
Sementara itu Kepala BKSDA Kalimantan Barat Sadtata Noor mengatakan, keberhasilan BKSDA Kalbar bersama mitra YIARI melakukan penyelamatan satwa liar, khususnya orangutan merupakan sebuah capaian yang baik.
Tetapi baginya kegiatan ini hanyalah sebuah tindakan kecil, bahkan sangat kecil dibandingkan dengan langkah-langkah dan kebijakan yang seharusnya diambil untuk menghentikan dan mencegah bencana keberlanjutan dan berulang ini.
“Sebuah bencana yang berdampak luas dan mematikan bagi kehidupan,” ucapnya.
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indra Exploitasia menyatakan upaya terbaik telah dilakukan oleh pemerintah untuk menjamin keberlangsungan hidup orangutan.
Saat ini pemerintah telah menetapkan beberapa areal di luar kawasan hutan sebagai kantong-kantong baru bagi habitat orangutan. Tentunya diharapkan dengan adanya kantong-kantong habitat baru tersebut dapat menjaga keberlangsungan hidup dan keberadaan satwa endemik Indonesia ini.