Presiden Jokowi yang didampingi oleh Menteri LHK Situi Nurbaya dan Wakil Menteri LHK Dohong melakukan penanaman pohon di Desa Simangulampe Kecamatan Batikraja, Kab. Humbalang Hasundutan, Sumatra Utara (Sumut), Kamis (30/01/2022).
Jokowi menuturkan penanaman bibit pohon ini adalah bagian dari penghijauan Danau Toba yang sedang dikembangkan dalam sektor wisatanya. Sampai akhir Desember ada 1 juta pohon yang akan ditanam di wilayah Danau Toba.
“Kita harapkan 1 juta itu betul-betul tumbuh. Jangan hanya angaknya saja tetapi yang tumbuh hanya 100 biji, ndak! 1 juta ditanam, 1 juta tumbuh,” terang Jokowi yang dikutip dari Detik, Sabtu (12/2/2022).
Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi upaya untuk merehabilitasi kondisi di sekitar Danau Toba. Lalu apa saja kegiatan yang dilakukan pemerintah dan dampaknya bagi lingkungan, berikut uraiannya:
1. Penanaman beragam pohon
Pada kesempatan ini, Presiden Jokowi melakukan penanaman bersama dengan masyarakat. Kepala Negara menanam beragam tanaman, antara lain kacang macadamia yang merupakan salah satu jenis tanaman hasil hutan bukan kayu.
Kelak pada areal itu akan banyak ditanam pohon-pohon bernilai ekonomi tinggi, seperti petai sebanyak 430 batang, durian 440 batang, alpukat 440 batang, mangga 440 batang, aren 880 batang, kacang macadamia 440 batang dan pinus 880 bayang.
Jenis-jenis pohon tersebut merupakan pohon yang ditanam dengan pertimbangan aspek mamfaat secara sosial maupun ekonomi bagi masyarakat setempat. Upaya rehabilitasi lahan dengan tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas lahan dan kesejahteraan masyarakat.
Salah seorang petani di Desa Simungulampe, Juwita Sitorus berharap kegiatan penanaman pohon ini dapat memberikan mamfaat nyata bagi masyarakat sekitar. Mulai dari, meningakatnya kesejahteraan hingga terhindar dari bencana banjir.
“Bagus, jadi masyarakat Simangulampe nanti biar makin maju, makin sejahtera. Jadi kalau di pegunungan ini ditanami pohon, daerah kita itu makin sejuk terhindar dari bencana terutama banjir. Kita kan di daerah pegunungan ya, jadi kita senang sekali program ini,” jelas Juwita yang dikabarkan Liputan6.
2. Menggunakan metode teknik konservasi tanah dan air
Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Rehabilitasi Hutan (PDASRH), KLHK, Dyah Murtiningsih mengatakan bahwa kegiatan penanaman pohon kali ini dilakukan di area seluas 10 hektare dengan metode teknik konservasi tanah dan air serta agroforestri.
“Kita lihat di sini tanahnya kondisinya curam sehingga kita perlu melakukan kegiatan konservasi tanah dan air berupa terasering,” ucap Dyah.
Dyah sendiri berhadap dengan adanya kegiatan penanaman pohon, nantinya kawasan hutan lindung yang berada di wilayah sekitar Desa Simangulampe, Kabupaten Humbang Hasundutan dapat terjaga dengan baik, termasuk mengurangi terjadinya erosi.
Dengan erosi yang mulai berkurang, atau bahkan tidak lagi terjadi, diharapkan masyarakat bisa memamfaatkan hasil tanaman dan rehabilitasi hutan ini. Karena itulah, pemerintah memilih tanaman yang berjenis hasil hutan bukan kayu sehingga bisa dimamfaatkan buahnya atau hasil lainnya.
Apalagi Desa Simagulampe, Kecamatan Baktiraja, Kab Humbang Hasundutas merupakan salah satu wilayah yang masuk Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba. Sehingga memiliki peran strategis sebagai penyuplai air dominan ke Danau Toba.
Sedikitnya ada 9 sistem aliran besar di daerah ini yang mengalirkan air ke Danau Toba. Paling terbesar bila dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya. Oleh karena itu, mutu lingkungan daerah ini perlu ditingkatkan untuk menjaga Danau Toba agar tetap lestari dan kaya akan potensi.
3. Upaya persemaian besar
Telah juga dipersiapkan upaya persemaian besar seluas 37,25 hektare untuk mendukung Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Danau Toba, wilayah Sumut, dan sekitarnya. Upaya ini dilakukan dengan pembangunan di desa Motung, Kecamatan Ajibata yang berada pada jalan lintas antara Sibisa menuju Motung.
Hingga kini, Persemaian Besar Danau Toba sedang dalam proses konstruksi dan sudah mencapai 80 persen. Nantinya dari upaya ini akan mampu menghasilkan beragam bibit sampai 10 juta per tahun, dengan jenis kayu-kayuan, seperti: mahoni, pinus, kemenyan, makademia, suren, meranti, juga pohon produktif seperti petai, durian jengkol dan lain-lain.
“Bibit tersebut akan didistribusikan dalam rangkan penanaman RHL lahan kritis Danau Toba dengan luas tidak kurang dari 29.000 hektare dari luas keseluruhan wilayah DTA Danau Toba seluas 112,986 hektare,” terang Dyah.
Persemaian Toba menjadi salah satu dari lima program persemaian yang dipersiapkan pemerintah di wilayah Destinasi Wisata Super Prioritas, yakni Danau Toba (Sumut), Labuan Bajo (NTT), Mandalika (NTB), Likupang (Sulut), dan Ibu Kota Negara (Kaltim).
Foto:
- Twitter Jokowi
- Wikipedia