Sempat dirawat, gajah sumatra berusia 30 tahun akhirnya mati di Aceh Besar

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Gajah Sumatra (Martien Uiterweed/Flickr)
Gajah Sumatra (Martien Uiterweed/Flickr)

Seekor gajah sumatra (Elephas maximus sumatrensis) yang ditemukan sakit di kawasan hutan sekitar Desa Lemtamot, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar berakhir mati. Gajah tersebut mati usai dirawat sekitar tiga hari, karena mengalami luka yang memicu terjadinya malnutrisi.

Sepanjang Februari 2020, sudah ada tiga induvidu gajah yang ditemukan tanpa nyawa. Padahal gajah sumatra merupakan satwa liar yang dilindungi bedasarkan undang-undang. Gajah Sumatra kini tercatat sebagai satwa yang satu langkah menunju kepunahan.

Lalu bagaimana kejadian matinya gajah sumatra di Aceh ini? Apa juga yang terjadi sehingga satwa ini terus menjadi korban di habitatnya sendiri? Berikut uraiannya:

1. Kematian gajah

Gajah sumatra (Joe Coyle/Flickr)
Gajah sumatra (Joe Coyle/Flickr)

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyebutkan gajah yang mati ini berjenis kelamin betina. Sebelumnya satwa liar ini ditemukan dalam keadaan lemas karena sakit dan terbaring di sekitar wilayah Gampong (desa) Lamtamot, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, pada 25 Februari 2022.

“Gajah sakit tersebut dilaporkan petugas pengamanan hutan KPH I Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan Aceh. Dari laporan tersebut, tim BKSDA, personel Pusat Latihan Gajah Saree, dan tim Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala langsung bergerak mengecek dan menangani gajah sakit tersebut,” kata Agus Arianto yang disadur dari Antaranews

  Cerita tragis tiga harimau sumatra yang mati mengenaskan karena jerat babi

Dari pemeriksaan, gajah tersebut diperkirakan berusia kurang lebih 30 tahun. Kondisinya sangat memprihatinkan, tubuhnya kurus karena malnutrisi, dan lemah serta ditemukan luka infeksi cukup lama di bagian perut. Dugaan luka tersebut akibat terkena tonggak kayu.

Agus menyampaikan bahwa upaya penanganan medis sudah dilakukan dilakukan di lokasi dengan memberikan cairan infus, pembersihan luka, pemberian vitamin, antibiotik, serta tindak medis lainnya. Namun, gajah tersebut akhirnya mati pada 27 Februari.

2. Penyebab kematian gajah

Gajah Sumatra (Martien Uiterweerd/Flickr)
Gajah Sumatra (Martien Uiterweerd/Flickr)

Agus menyatakan bahwa tim medis BKSDA bersama mitra kepolisian, aparat desa, dan masyarakat setempat pun melakukan kegiatan nekropsi. Hasilnya, kematian gajah diduga infeksi luka menjadi media berkembang biak bakteri, sehingga menyebar ke seluruh tubuh.

“Infeksi tersebut mengganggu sistem metabolisme yang menyebabkan kerusakan organ, Beberapa sampel berupa bagian seperti feses, usus, cairan usus, ginjal, jantung, limpa, hari, paru-paru, dan lidah diambil untuk uji laboratorium,” katanya.

Agus mengatakan dari hasil olah kejadian perkara tidak ditemukan adanya tanda-tanda yang mencurigakan atau adanya unsur kesengajaan dalam kematian gajah liar berjenis kelamin betina tersebut. Dugaan sementara, kematian gajah sifatnya alami karena sakit.

  Mengapa masakan masyarakat Jawa identik dengan rasa manis?

3. Kematian gajah yang berulang

gajah sumatra (egonwegh)
gajah sumatra (egonwegh)

Sementara sepanjang Februari 2022, sudah tiga induvidu gajah ditemukan tanpa nyawa di wilayah Kabupaten Aceh Utara, Pidie, dan Aceh Besar. Gajah pertama, jantan umur 10 tahun, bangkainya ditemukan di kawasan hutan produksi, dekat Krueng (Sungai) Pase, Desa Alue Dua, Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara, Selasa (22/02/2022).

Gajah ini ditemukan dalam keadaan utuh, karena itu kematiannya disebut bukan karena aksi perburuan. Dugaan sementara, gajah ini mati karena berkelahi dengan gajah jantan lain. Karena terlihat bekas luka tusukan gading pada bagian tubuhnya.

Selang sehari, tim respon konflik dari Conservation Response Unit (CRU) Mila, Kabupaten Pidie, menemukan seekor anak gajah mati. Bangkainya tergeletak dekat anak sungai di Desa Cot Seutui, Kecamatan Mila. Diperkirakan umurnya baru beberapa hari, ini terlihat dari sisa ari-ari di sekitar tubuh.

“Dugaan kami, anak gajah ini mati beberapa saat setelah lahir. Di lokasi tidak ditemukan tanda-tanda mencurigakan,” sebutnya.

Dalam catatan BKSDA Aceh menunjukan, sejak 2015 sampai 2021, sebanyak 53 induvidu gajah ditemukan mati. Rinciannya, 10 induvidu mati karena perburuan, 16 induvidu mati alami, dan 27 induvidu mati karena konflik dengan manusia.

  Menelisik Leuser, rumah besar bagi kawanan hewan dan tumbuhan di Aceh

Gajah sumatra merupakan satwa liar dilindungi bedasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar yang Dilindungi.

Bedasarkan IUCN statusnya Krisis (Critically Endangered/CR) atau satu langkah menuju kepunahan di alam liar. Karena itu BKSDA Aceh mengimbau kepada masyarakat agar bersama-sama menjaga kelestarian satwa liar, khususnya gajah dengan cara tidak merusak alam yang merupakan habitatnya.

“Kami mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi masyarakat maupun para pihak yang melaporkan serta membantu dan mendukung proses penanganan temuan bangkai gajah liar tersebut,” kata Agus.

Artikel Terkait

Terbaru

Humanis

Lingkungan

Berdaya

Jelajah

Naradata