Terancam punah, ini fakta banteng liar asli Indonesia

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
banteng liar
Banteng liar jawa (bob|P-&-S/flickr)

Banteng jadi salah satu jenis hewan yang selama ini dikenal dengan kesan ‘galak’. Bukan tanpa alasan, kesan tersebut muncul dari keberadaan tanduk dan perilaku mereka yang kerap menyeruduk makhluk lain di sekitarnya, jika merasa terancam.

Tapi karena perilaku tersebut, di negara lain tepatnya Spanyol justru ada pertunjukan yang mempertontokan aksi adu banteng kepada pawang ahli, yang dinamakan Matador.

Di Indonesia, meski hal tersebut tidak umum tapi nyatanya ada spesies banteng yang asli berasal dari tanah air. Bersifat liar, sayangnya spesies banteng asli Indonesia kini berada di tengah ancaman kepunahan.

Seperti apa karaktetistik dan status kehidupan banteng liar asli Indonesia?

1. Hubungan antara banteng dan sapi

Perbandingan sapi bali dan banteng Jawa (Arinanda movic Pamungkas/flickr)

Secara umum, banteng merupakan spesies hewan herbivora yang masuk ke famili Bovidae, dalam genus Bos. Adapun spesies banteng yang asli berasal dari Indonesia adalah banteng Jawa (Bos javanicus javanicus) dan banteng kalimantan (Bos javanicus lowi).

Hingga saat ini memang masih banyak yang sulit membedakan antara Banteng dan Sapi. Dijelaskan bahwa sebenarnya banteng adalah nenek moyang dari sapi. Mengutip IDN Times, nenek moyang sapi rupanya berasal dari banteng liar yang didomestikasi.

  Mengintip pesona eksotis hutan tropis Pulau Nusakambangan

Salah satu contohnya bisa dilihat dari sapi Bali, yang rupanya terbukti memiliki kemiripan genetik dan morfologi dengan banteng Jawa.

Karena fakta nenek moyang itu pula, disebutkan jika banteng hingga saat ini dikenal sebagai sumber daya genetik yang berharga dari famili/genusnya. Hal tersebut terbukti dengan masih banyaknya ahli yang mengupayakan perkawinan antara sapi dan banteng, di sejumlah negara.

2. Karakteristik dan morfologi banteng liar Jawa

banteng Jawa dan betina (nesihonsu/flickr)

Banteng liar Indonesia dapat tumbuh dengan mencapai tinggi sekitar 1,6 meter pada bagian pundaknya, dan panjang badan 2,3 meter. Mengenai bobot, mereka biasa memiliki berat sekitar 680-810 kilogram, dengan berat pada individu betina lebih ringan.

Banteng memiliki ciri khusus yang sangat jelas bila dibandingkan dengan sapi dan kerbau. Perbedaannya yakni warna putih pada kaki bagian bawah, di mana itu juga menjadi ciri yang paling mirip dengan sapi Bali dan membuat mereka berbeda.

Warna putih juga terdapat di beberapa bagian seperti bokong, punuk, serta sekitar mata dan moncongnya. Banteng jantan biasanya memiliki kulit berwarna coklat gelap, dengan tanduk panjang melengkung ke atas, dan punuk di bagian pundak.

  Fakta dan upaya menjaga keanekaragaman hayati

Sedangkan pada individu betina memiliki kulit berwarna coklat kemerahan, dengan tanduk pendek mengarah ke dalam dan tidak berpunuk.

Banteng sebenarnya bisa aktif baik pada malam maupun siang hari. Namun pada individu atau populasi yang ditemukan di daerah pemukiman manusia, mereka beradaptasi sebagai hewan nokturnal.

3. Ancaman habitat oleh tanaman asing invasif

Tanaman invasif di Taman Nasional Baluran (Instagram.com/btn_baluran)

Diketahui jika sebenarnya habitat alami banteng jawa meliputi pulau Jawa, Madura dan Bali. Namun, kini populasinya hanya terkonsentrasi di beberapa tempat konservasi. Beberapa di antaranya Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Baluran, Taman Nasional Merubetiri, dan Taman Nasional Alas Purwo.

Sedangkan untuk banteng kalimantan masih bisa dijumpai di Taman Nasional Kayan Mentarang dan Taman Nasional Kutai.

Salah satu alasan yang membuat populasi banteng liar terancam adalah karena adanya kerusakan dari spesies tumbuhan invasif yang merusak habitat mereka.

Adapun tumbuhan invasif yang dimaksud diketahui bernama Acacia nelotica atau dikenal juga sebagai Akasia berduri. Tumbuhan tersebut diketahui berasal dari Afrika dan pertama kali masuk ke Taman Nasional Baluran di tahun 1969.

  Penurunan deforestasi 2021-2022 apakah sudah ideal?

Awalnya, penanaman tanaman tersebut bertujaun untuk pemagar api dari potensi kebakaran hutan alami, agar tidak menyerang masuk ke dalam hutan. Namun rupanya, spesies tanaman tersebut tumbuh secara invasif dan memangkas padang rumput tempat banteng mencari makan.

Artikel Terkait

Terbaru

Humanis

Lingkungan

Berdaya

Jelajah

Naradata