Harapan keberlangsungan lingkungan Desa Wadas, haruskah kandas?

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Statistik lini masa isu Desa Wadas.

Dua pekan terakhir, nama Desa Wadas kembali mencuat ke permukaan akibat konflik antara aparat gabungan TNI dan Polri dengan warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, pada Selasa (8/2/2022).

Tak hanya menyoal penangkapan aparat terhadap puluhan warga, publik juga ramai-ramai mengkritik proyek pembangunan Bendungan Bener yang berdekatan dengan wilayah tersebut.

Pasalnya, proyek bendungan tersebut adalah akar persoalan dari perlawanan warga Wadas. banyak yang menilai, bahwa keberadaan proyek bendungan itu berpotensi menjadi ancaman kerusakan lingkungan dan hilangnya mata pencarian warga.

Proyek bendungan Bener merupakan salah satu Proyek Strategis nasional (PSN) yang direncanakan akan menjadi pemasok kebutuhan air ke Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

Dalam catatan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Bendungan Bener diproyeksikan akan memiliki kapasitas 28 juta meter kubik air.

Nah, proyek bendungan ini tentu memerlukan pasokan batuan andesit sebagai material pembangunan, yang oleh pemerintah kebutuhan pasokan batu andesit tersebut diambil dari Desa Wadas. Buntutnya, banyak warga yang protes dan menolak penambangan batuan andesit di desa mereka.

  Gagal panen di Lanny Jaya Papua, masyarakat kelaparan
Desa Wadas (Solopos.com)

Dalam laman resmi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, disebutkan di sana bahwa proyek tambang di Desa Wadas ini merupakan tambang quarry atau penambangan terbuka (dikeruk tanpa sisa). Karena bakal dilakukan selama 30 bulan, tentu rencana ini bakal menimbulkan dampak lingkungan yang tak kecil.

Sebagai gambaran saja, penambangan batu itu dilakukan dengan cara dibor, dikeruk, dan diledakkan, menggunakan 5.300 ton dinamit pada kedalaman 40 meter.

Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Asep Komaruddin, bahkan menilai bahwa penambangan batu andesit di Desa Wadas berpotensi menimbulkan tanah longsor dan kekeringan. Padahal, lahan di desa itu adalah sumber penghidupan warga berkat hasil perkebunan dan pertanian.

Lain itu juga mengemuka soal risiko hilangnya pekerjaan warga desa atas polemik ini, hingga kemudian muncul petisi “Hentikan Rencana Pertambangan Batuan Andesit di Desa Wadas” di laman change.org. Petisi itu dibuat oleh Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa).

Lantas, seperti apa gambaran pemberitaan Desa Wadas dan sebaran kabarnya di ranah media sosial dalam dua minggu terakhir? Berikut gambarannya.

  Terbebas setelah 6 tahun, ini 5 fakta tentang buaya berkalung ban di Palu

Isu Desa Wadas dalam atensi negatif masyarakat

Jika ditarik rentang waktu dalam dua pekan terakhir (30 Januari-12 Februari 2022), penyebaran kata kunci Desa Wadas tertinggi berada di tanggal 9 Februari 2022, dengan jumlah sebaran 18,8 juta. Kemudian terus menurun hingga 12 Februari 2022.

Secara umum, penyebutan (mention) terkait kata kunci Desa Wadas dalam dua pekan terakhir ini mendulang sebanyak 69,6 juta sebaran, baik diranah media sosial maupun di non-media sosial.

Sementara sentimen dari kata kunci Desa Wadas didominasi oleh sentimen negatif, dengan catatan tertingginya terjadi pada tanggal 8 Februari dengan 139 sebutan (mention). Total sentimen negatif ini mendulang angka sebutan sebanyak 406.

Kata kunci Desa Wadas dalam dulangan sentimen positif hanya tercatat 7 mention. Secara umum, analisis kata kunci Desa Wadas ada dalam tabel infografik berikut.

Statistik lini masa isu Desa Wadas.

Dalam infografik di atas terlihat sebutan kata kunci Desa Wadas terjadi pada 9 Februari 2022, dibarengi dengan sentimen negatif yang cukup tinggi 2 hari sebelumnya

Pemberitaan media online, platform berbasis video, dan ranah forum, masing-masing menyumbangkan angka sebaran sebanyak 53,5 persen, 7 persen, dan 0,7 persen.

  Dugong kembali ditemukan mati terdampar di Pantai Sanur, apa penyebabnya?

Pemberitaan media

Untuk pemberitaan terkait Desa Wadas, didominasi oleh pemberitaan online dan melalui kanal video dalam sebarannya.

Dari 10 besar media yang memberitakan terkait Desa Wadas, CNN Indonesia berhasil mendulang sebaran tertinggi dengan volume sebaran sebanyak 23,86 persen. Kemudian disusul Kompas TV dengan 21,85 persen, dan tvONEnews dengan 12,12 persen.

Artikel Terkait

Berdaya