Hiu megamouth, spesies langka yang hidup di perairan Indonesia

Hiu bermulut besar (Megachasma pelagios) adalah spesies hiu yang sangat langka. Hiu ini ditemukan pada tahun 1976. Hanya sedikit hiu ini yang telah terlihat dengan 39 spesimen telah ditangkap atau dilihat. Hiu ini berenang dengan mulut terbuka untuk makan plankton dan ubur-ubur.

Hiu yang dinamakan megamouth tersebut juga hidup dalam perairan Indonesia. Ikan monster tersebut populasinya di Indonesia diperkirakan hanya kurang dari 5 ekor. Saat ini status hiu megamouth di Red List IUCN adalah least concern atau belum terancam punah.

Lalu apa sebenarnya hiu megamout tersebut? Bagaimana populasinya sekarang? Berikut uraiannya :

1. Hiu megamouth?

Hiu megamouth pertama kali ditemukan pada tahun 1976. Nama latin hiu megamouth adalah Megachasma pelagios. Hiu ini secara berurutan berada di dalam ordo Lamniformes, famili Megachasmidae, genus Megachasma, dan spesies pelagios.

Nama ini diberikan sesuai dengan karakter fisik utamnya yaitu bermulut besar. Hiu megamouth termasuk ke dalam jajaran hiu terbesar di dunia. Spesimen terbesar yang pernah ditemukan memiliki berat hingga 1.215 kilogram atau 1,2 ton.

Walau begitu, hiu ini adalah hiu terkecil di antara tiga spesies hiu penyaring. Hiu ini makan dengan membuka mulutnya yang lebar dan membiarkan semua hewan masuk ke dalam mulutnya yang kemudian akan disaring. Dua spesies hiu penyaring lainnya yang lebih besar adalah hiu paus dan basking shark.

Hiu megamouth adalah hewan diurnal. Pada siang hari, hiu megamouth akan berenang di kedalaman 12 sampai 25 meter di bawah permukaan air laut. Namun begitu malam datang, dia akan menyelam hingga kedalaman 120 sampai 160 meter di bawah permukaan air laut.

Populasi hiu ini tersebar di Samudra Pasifik dan Samudra Atlantik. Di Samudra Pasifik, kita bisa menemukan hiu megamouth di Jepang, Indonesia, Filipina, Hawaii, dan California, dan Amerika Serikat. Sedangkan di Samudra Atlantik, kita bisa menemukannya di Brazil dan Senegal.

2. Penampakan hiu megamouth

Hiu megamouth termasuk salah satu spesies yang jarang terlihat di permukaan laut. Keberadaan spesies ini kebanyakan karena adanya laporan terdampar dalam keadaan mati atau hidup dan yang sempat direkam oleh peneliti maupun wisatawan di bawah laut.

Seperti pada Minggu 29 Agustus 2021. Ikan hiu mulut besar ditemukan terdampar di pantai Desa Waiwuring, Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hewan ini terdampar dalam kondisi sudah mati.

Hingga 2016, Museum Sejarah Alam Florida telah mencatat sebanyak 200 kemunculan hiu megamouth dalam keadaan hidup maupun terdampar dan mati. Penampakan 200 hiu megamouth telah dikonfirmasi di seluruh dunia. Karena meningkatnya jumlah hiu mulut besar yang tertangkap jaring, khususnya di Taiwan.

Mereka dianggap sebagai makhluk laut yang sangat langka. Ini artinya hanya sedikit yang diketahui ihwal seluk beluk hiu megamouth.  Hiu megamouth memang diperkirakan memiliki populasi yang jauh lebih tinggi di laut dalam. Namun hanya sedikit yang berenang mendekati laut atas sehingga banyak yang tidak terdeteksi.

Hal ini membuat para peneliti tidak tahu berapa jumlah hiu megamouth yang sebenarnya. Juga terdapat beberapa sebutan hiu ini di berbagai negara, seperti di Belanda (Grootbekhaai), Inggris (Megamouth shark), Prancis (Requin grande gueule), dan Spanyol (Tiburon bocudo).

3. Sering ditangkap

Hiu megamouth dianggap sebagai makhluk laut yang sangat langka. Kondisi ini menyebabkan tren penangkapan hiu megamouth di Taiwan semakin mengkhawatirkan. Itulah mengapa kelompok konservasi mendesak agar pemerintah setempat segera melakukan tindakan untuk melindungi hiu yang mirip alien itu.

Bunglon jambul hijau, si penipu ulung dengan kemampuan mengubah warna

“Secara global, ada 230 penangkapan hiu megamouth yang pernah dilaporkan, 146 dari jumlah tersebut telah ditangkap di Taiwan. Jumlah itu berarti sama dengan dua pertiga dari tangkapan global,” ujar Jonathan Tree dari Environment & Animal Society Taiwan (EAST) kepada IFL Science yang dimuat Kumparan.

Para nelayan mengklaim bahwa mendapatkan hiu megamouth adalah tangkapan sampingan yang tidak disengaja. Pada 2018 hingga 2019, ada tiga kapal penangkapan ikan yang bertanggung jawab atas penangkapan 72 hiu megamouth di lepas pantai Taiwan timur.

Hewan unik ini dijual dengan harga yang cukup tinggi, antara Rp87 juta hingga Rp261 juta, tergantung ukurannya. Hiu megamouth kerap diburu oleh para pembeli swasta karena sirip dan ekornya yang punya nilai jual menggiurkan.

Hiu megamouth ada dalam Daftar Merah Spesies Terancam IUCN (International Union for Conservation of Nature). Statusnya di IUCN (Uni Internasional untuk Konservasi Alam) Least Concren (LC) atau tidak mengkhawatirkan. Namun karena informasi mengenai spesies ini masih sangat terbatas.