Soal fenomena gelombang panas, kita bisa belajar dari India

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Ilustrasi suhu panas (Mark Langdon/Flickr)

Dengan suhu panas yang diperkirakan akan tetap berada di atas normal hingga beberapa minggu ke depan, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memperingatkan bahwa gelombang panas akan semakin sering terjadi, hingga tahun 2060-an.

Dalam catatan badan pemantau cuaca PBB tersebut, fenomena ini terkait dengan pemanasan planet yang teramati yang dapat dikaitkan dengan aktivitas manusia, sehingga menimbulkan kekhawatiran serius akan masa depan planet ini.

Gelombang panas juga bertindak sebagai semacam penutup atmosfer, WHO menjelaskan, memerangkap polutan, dan menurunkan kualitas udara, dengan konsekuensi kesehatan yang merugikan, terutama bagi orang-orang yang rentan seperti orang tua. Pada gelombang panas besar tahun 2003 di Eropa, sekitar 70.000 orang meninggal dunia.

Belajar dari kejadian di India

Data suhu panas di India pada 18 April 2023 (IMD)

Dampak dari perubahan iklim dan pemanasan global telah muncul di awal tahun ini. Sebagian besar wilayah di negara ini telah melaporkan suhu yang lebih tinggi dari rata-rata dan gelombang panas telah dimulai sejak tanggal 3 Maret lalu.

Lebih dari 60 persen dari India atau 22 negara bagian dan Wilayah Persatuan mencatat suhu maksimum di atas normal pada tanggal 18 April 2023, menurut buletin Ringkasan Cuaca dan Prakiraan Cuaca Seluruh India dari Departemen Meteorologi India yang dirilis pada tanggal 19 April 2023.

India juga mengalami peningkatan 34 persen kematian akibat gelombang panas antara tahun 2003-2012 dan 2013-2022, menurut data Departemen meteorologi India (IMD) dalam Down To Earth.

Data mengenai gelombang panas juga dapat dilihat di Atlas Bencana Cuaca India yang dibuat oleh lembaga nirlaba yang berbasis di New Delhi, Pusat Sains dan Lingkungan, serta Down To Earth.

Sejak Maret 2023, IMD mencatat tiga wilayah bagian India telah mencatat gelombang panas dan jumlahnya akan terus meningkat. Bahkan gelombang panas di India telah menjadi berita utama pada media dunia dengan laporan 13 orang dilaporkan meninggal akibat sengatan panas pada 16 April.

  Mencermati 5 fenomena alam yang bisa picu kebakaran hutan

Gelombang panas pertama tahun ini tercatat di Karnataka pada 3 Maret. Hingga 9 Maret, negara bagian ini telah mencatat empat hari gelombang panas. Goa menyusul dengan empat hari gelombang panas dan Gujarat dengan dua hari. 

Terdapat jeda selama satu bulan sebelum gelombang panas berikutnya dimulai di negara ini pada tanggal 12 April 2023 di Gangetic West Bengal. Andhra Pradesh, Bihar, Chandigarh, Haryana, Odisha, Puducherry, Punjab dan Benggala Barat tercatat gelombang panas dari tanggal 12-18 April.

Pengaruhnya terhadap mata pencaharian dan hasil panen

Cuaca panas di lahan pertanian (Spectrum Textures/Flickr)

Sementara pada 20 April, sebuah penelitian dari University of Cambridge melaporkan bahwa 90 persen dari negara tersebut berisiko mengalami kerugian dalam hal kapasitas mata pencaharian, hasil panen biji-bijian, serta potensi penyebaran penyakit yang ditularkan melalui vektor dan keberlanjutan perkotaan akibat panas.

IMD telah mengeluarkan peringatan di setidaknya delapan negara bagian mengenai gelombang panas atau kondisi yang mirip gelombang panas hingga 21 April 2023. Kondisi-kondisi ekstrim ini diperkirakan akan terus berlanjut di Bihar, Benggala Barat, Odisha dan Andhra Pradesh Pesisir Utara hingga tanggal 26 April 2023.

  Daftar panjang gempa bumi paling mematikan di dunia selama 2 dekade terakhir

Terdapat cukup bukti untuk menegaskan dampak dari gelombang panas terhadap kesehatan manusia. Kejadian-kejadian ekstrem yang dikaitkan dengan perubahan iklim juga berakibat fatal dan membutuhkan kesiapan yang memadai.

Sebagai contoh, pada Maret 2022 sekira 30 nyawa telah terenggut, dan tercatat sebagai periode Maret dengan suhu terpanas sepanjang sejarah negeri Bollywood tersebut.

Gelombang panas yang tidak biasa yang melanda India dan Pakistan pada tahun 2022 menjadi 30 kali lebih mungkin terjadi karena dampak langsung dari perubahan iklim, menurut studi oleh Jaringan Atribusi Cuaca Dunia.

Di India, 5.541 orang meninggal dunia akibat gelombang panas antara tahun 2013-2022. Sebagai perbandingan, 4.134 kematian tercatat akibat gelombang panas sedekade sebelumnya (2003-2012). Akan tetapi, jumlah kematian akibat gelombang panas telah menurun sejak tahun 2020.

Gelombang panas saat ini sering tiba lebih awal di awal tahun, hal ini menunjukkan tren terbaru pada tahun 2022 dan 2023. Pada tahun 2022, gelombang panas tercatat pada tanggal 11 Maret di Gujarat. IMD mencatat bahwa gelombang panas telah tiba lebih awal pada tahun itu. Sementara pada 2023, gelombang panas tiba 10 hari lebih awal ketimbang tahun 2022. 

  Menyibak kenaekaragaman hayati Indonesia dan potensi yang dimiliki

Solusi pemerintah

Para pekerja di India (PAOLO NATALE/Flickr)

Kementerian Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan pada tanggal 18 April meminta semua negara bagian untuk memastikan kesiapan dan manajemen yang efektif dari dampak dari kondisi gelombang panas yang terjadi pada para pekerja dan buruh yang bekerja di berbagai sektor

Dalam sebuah surat kepada semua negara bagian, pemerintah telah meminta mereka untuk menjadwal ulang jam kerja bagi para pekerja dan buruh di berbagai sektor. Demikian tulis dalam sebuah rilis resmi.

Negara-negara bagian pun diminta untuk mengeluarkan arahan-arahan kepada para pekerja, pengusaha, perusahaan konstruksi dan industri untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi dampak buruk dari cuaca terik.

Dan, 18 negara bagian di negara ini telah mempersiapkan rencana aksi penyakit panas untuk respon di tingkat negara bagian, demikian ungkap Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga tertanggal 21 Maret 2023.

Rencana-rencana di tingkat negara bagian ini didasarkan pada rencana aksi nasional (RAN) tentang penyakit terkait panas yang dirilis oleh kementerian kesehatan pada tahun 2021.

RAN sejatinya memandu bagaimana cara menangani penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas yang parah, termasuk manajemen klinis, mitigasi fasilitas kesehatan, dan tentunya badan pengawasan.

Jadi, sementara pemerintah mengeluarkan anjuran tersebut, negara-negara bagian diharapkan untuk bekerja sesuai dengan rencana aksi panas masing-masing untuk mengatasi dampak kesehatan dari gelombang panas.

Lalu, bagaimana dengan negara Asia lainnya, utamanya Indonesia?

Artikel Terkait