BPJS Kesehatan dan Indra Bekti

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Ilustrasi layanan BPJS Kesehatan (Flickr)

Judul di atas menulis dua nama yang tentu saja familiar untuk kita semua. Yang pertama adalah lembaga jaminan sosial kesehatan milik pemerintah, sementara yang satunya adalah selebritas tenar di Tanah Air. 

Dua nama di atas tersebut belakangan mendapatkan atensi cukup tinggi dari warganet dan media daring nasional karena keterkaitan di antara keduanya.

Kata kunci BPJS Kesehatan mendadak terdongkrak pada, Senin (9/1/2023), dengan catatan 151 mention/sebutan dan 2,3 juta reach/sebaran.

Pada tanggal yang sama, kata kunci itu juga mendulang sentimen positif dengan 5 mention dan 1 mention sentimen negatif.

Sementara kata kunci Indra Bekti tertingginya justru ada di tanggal 28 Desember 2022 usai mencuatnya kabar bahwa presenter kondang itu dilarikan ke RS Abdi Waluyo. Catatan yang tertulis, sekira ada 473 mention dengan sebaran sebesar 9,9 juta.  

Lalu atensi publik yang bernuansa positif membeludak keesokan harinya dengan catatan sentimen positif sebesar 23 mention, dan sentimen negatif 3 mention. Namun, mention negatif yang cukup tinggi terjadi pada tanggal 2 Januari 2023, yakni dengan catatan 23 mention.

Hal itu lantaran ramai diberitakan bahwa sang istri, Aldila Jelita, menggalang donasi untuk sang suami, yang justru mendapatkan atensi negatif dari warganet/netizen.

  Luas laut dan perairan di Indonesia

Klaim Indra Bekti ditolak BPJS Kesehatan

Cerita dimulai ketika Indra Bekti yang saat ini tengah mengalami sakit pendarahan otak dan dirawat di Rumah Sakit Abdi Waluyo, pihak keluarganya pun tak bisa mengeklaim BPJS milik Indra Bekti, padahal ia terdaftar dalam JKN dengan status aktif.

Mengutip CNN Indonesia (9/1), pihak perwakilan BPJS Kesehatan kemudian datang menjenguk Indra Bekti dan menjelaskan kepada pihak keluarga terkait gagal klaim yang mereka alami.

Kepala Cabang BPJS Jakarta Pusat Herman Dinata, mengatakan bahwa kejadian yang menimpa Indra Bekti itu cukup mendadak dan langsung ditangani ke rumah sakit terdekat, yakni RS Abdi Waluyo. Sementara rumah sakit tersebut belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Menurutnya, Indra Bekti bisa menggunakan BPJS apabila bersedia dirujuk ke rumah sakit yang bekerja sama. Akan tetapi, pihak BPJS mengembalikan semua keputusan itu kepada keluarga Indra Bekti.

Disebutkan pula bahwa biaya pengobatan Indra Bekti yang nyaris menyentuh Rp1 miliar membuat keluarga harus mencari cara untuk menutupinya, salah satunya adalah dengan menjual beberapa asset.

  Studi pemetaan potensi ekonomi digital dan pemerataan literasi digital di Indonesia

Artikel Terkait