Gempa Turki dan Suriah yang mengguncang seantero linimasa

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Gempa turki (PBS.org)

Masih kuat dalam ingatan kita terkait peristiwa gempa bumi yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat, beberapa waktu lalu yang cukup memilukan.

Kemarin, Selasa (7/2/2023), saudara-saudara kita nun jauh di sana tepatnya di Turki dan Siria mengalami peristiwa serupa melalui gempa bumi berkekuatan 7,8 pada skala richter yang meluluh lantakkan kota dan pedesaan.

Akibat guncangan gempa dahsyat itu, korban jiwa yang dicatat telah mencapai lebih dari 15.371 jiwa–catatan Reuters (9/2/2023), serta mencederai 67.818 jiwa.

Gempa itu juga menyebabkan 6.489 bangunan–catatan Reuters (9/2), termasuk rumah sakit, sekolah, dan blok apartemen luluh lantak, serta melukai puluhan ribu orang dan menyebabkan banyak orang kehilangan tempat tinggal.

Gempa yang menakutkan bagi ilmuwan gempa

Sementara melansir situs ITB, Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB Dr. Irwan Meilano, S.T., M.Sc., menberikan penjelasan bahwa setidaknya ada empat alasan mengapa gempa Turki bersifat merusak.

  • Pertama, gempa Turki memiliki magnitudo sebesar 7,8 dan masuk dalam kategori skala gempa bumi besar.
  • Kedua, pusat gempa Turki berada dekat dengan permukaan tanah, yakni sejauh 18 kilometer.
  • Ketiga, dengan terjadinya gempa susulan berulang setelah 11 menit dengan kekuatan 6,7 dan beberapa jam kemudian terjadi gempa susulan berkekuatan 7,5.
  • Keempat, gempa Turki terjadi di lingkungan yang memiliki struktur bangunan yang tidak bagus.
  Pantai Pesisir Jawa terancam gempa 8,7 SR dan tsunami 10 meter, mitigasi apa yang perlu dilakukan?

Lalu melalui situs resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Dr. Daryono, S.Si, M.Si menjelaskan bahwa gempa bersumber dari zona Sesar Anatolia Timur.

Zona itu dikatakan merupakan zona sesar aktif yang diiringi dinamika tektonik Lempeng Arab dan Anatolia. Hal tersebut diamini oleh pernyataan Dr. Irwan Meilano yang menjelaskan bahwa gempa Turki merupakan gempa dengan mekanisme geser (strike-slip).

“Gempa Turki termasuk fenomena gempa yang paling ditakuti terjadi oleh para ahli Gempa,” ujarnya.

Memicu gelombang respons di ranah internet

Gempa mematikan tersebut memicu respons di media sosial dan pemberitaan daring pasca gempa. Dalam lini masa tercatat pada, Selasa (7/2/2023), gempa memicu mention tertingginya sebanyak 743 mention dengan sebaran (reach) yang mencapai 27 juta sebaran.

Secara umum di ranah internet, gempa Turki dan Suriah mencatatakan 2186 mention hingga hari ini, Kamis (9/2), dengan total sebaran yang mencapai angka 100,6 juta.

Dalam infografik di atas dicatat bahwa gempa dahsyat Turki-Suriah memicu respons sentimen negatif (110 mention) akibat kesedihan mendalam para keluarga korban. Meski begitu proses evakuasi yang cepat oleh pemerintah dan lembaga internasional sedikit banyak cukup mengobati dan tertuang dalam sentimen positif (36 mention).

  Mengenal oarfish, benarkah kemunculannya jadi pertanda bencana?

Ranah pemberitaan daring menjadi yang tertinggi terkait porsi penyebutan kabar bencana alam tersebut dengan membukukan 57,5 persen (1.257 mention). Sedangkan ranah media sosial seperti Tiktok dan Video, masing-masing menyumbang porsi 6,3 persen dan 5,9 persen. 

Selain itu, obrolan atau pembahasan terkait gempa tersebut juga ramai dibahas dalam ranah forum yang mencatatkan kontribusinya sebesar 4,6 persen.

Artikel Terkait