Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang belakangan sedang menjadi pusat perhatian. Apalagi jika bukan karena penetapan wilayah satu ini sebagai lokasi Ibu Kota Negara (IKN) baru.
Berbagai hal yang disorot dari penetapan wilayah ini, di antaranya adalah fakta jika Kaltim merupakan salah satu lokasi lahan hijau terbesar di Indonesia. Pembangunan IKN di Provinsi tersebut dianggap akan memberikan dampak besar bagi lingkungan karena upaya pembukaan lahan.
Padahal di saat bersamaan, provinsi Kaltim sendiri sudah kerap menghadapi permasalahan serius bagi lahan hijaunya. Masalah yang dimaksud mulai dari kebakaran hutan hingga pengalihan lahan menjadi kebun sawit.
Ditambah lagi, dalam kurun waktu hampir 2 dekade terakhir, angka reboisasi atau penghijauan kembali lahan Kaltim sangat kecil. Di awal tahun 2000 luas lahan yang mengalami reboisasi di Kaltim ada di angka 100 hektare. Luas tersebut kemudian meluas menjadi 550 hektare di tahun 2001.
Takjubnya, luas lahan reboisasi kemudian meningkat sangat drastis di tahun 2002, yakni mencapai 10.865 hektare. Catatan tersebut merupakan angka reboisasi terbesar yang dialami Kaltim sepanjang 2 dekade. Karena setelahnya, angka reboisasi kembali menurun drastis dan memprihatinkan.
Setelah tahun 2002, angka lahan yang direboisasi setidaknya masih ada di kisaran ribuan, yakni 7.949 hektare (2003), dan 5.675 hektare (2004). Namun, penurunan drastis terjadi di tahun 2005, yang hanya mencakup lahan sekitar 800 hektare.
Setelahnya, total luas lahan yang mengalami reboisasi cenderung naik turun. Tapi yang terparah terjadi pada tahun 2009, di mana sama sekali tidak ada catatan reboisasi di tahun tersebut.
Kemudian selama tahun 2014-2018, catatan rendah juga terbukti di mana selama 5 tahun tersebut lahan yang mengalami reboisasi tidak pernah melampaui angka 1.000 hektare. Setidaknya di tahun 2019, lahan yang mengalami reboisasi di Kalimantan Timur mencapai 3.700 hektare.
Luas kegiatan reboisasi di provinsi Kalimantan Timur (2000-2019)
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)