Perusahaan raksasa layanan berbagi tumpangan (ride-sharing) global, Uber Technologies, mengumumkan pemangkasan 200 karyawan di divisi rekrutmen pada, Rabu (21/6/2023) untuk mempertahankan jumlah karyawan yang stabil dan memangkas pengeluaran.
Pemangkasan jumlah karyawan itu tercatat hanya mewakili kurang dari sepersen dari total tenaga kerja Uber di seluruh dunia yang saat ini berjumlah 32.700 karyawan.
Sebelumnya, perusahaan ride-sharing ini juga telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 150 karyawan di divisi layanan pengangkutan pada awal 2023 ini. Merujuk Wall Street Journal, putaran PHK terbaru ini secara eksplisit berdampak pada sekitar 35 persen dari tim perekrutan Uber.
Mengikuti tren pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor transportasi online, pengumuman pemangkasan jumlah karyawan Uber ini terjadi sehari setelah saingannya, Grab, yang juga akan memangkas 1.000 karyawannya, atau sekitar 11 persen dari jumlah tenaga kerjanya.
Keputusan ini dilakukan karena perusahaan menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam layanan ride-sharing dan pesan-antar makanan di Asia Tenggara.
Meski begitu, pihak perusahaan mengeklaim bahwa mereka berada di jalur yang tepat untuk membukukan profitabilitas pendapatan operasional pada tahun ini dan menjaga jumlah karyawannya setelah jumlah karyawannya menurun pada Maret lalu.
Pertumbuhan positif

Pada 2022, Uber telah menunjukkan pertumbuhan yang positif, bahkan melebihi prediksi para analis. Peningkatan jumlah pengemudi dan permintaan penumpang mendorong pertumbuhan itu.
Bahkan menurut Bloomberg, perusahaan yang berbasis di San Fransisco ini melaporkan perkembangan pendapatannya hingga 72 persen, atau sekitar 8,34 miliar dolar AS, pada kuartal III 2022. Jumlah ini melampaui estimasi analis senilai 8,1 miliar dolar AS.
Tingkat pesanan kotor Uber, yang mencakup layanan pemesanan kendaraan, makanan, dan pengiriman, tercatat naik 26 persen atau senilai 29,1 miliar dolar AS pada tahun lalu. Sementara itu, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi yang disesuaikan mencapai 516 juta dolar AS, di atas proyeksi rata-rata analis sebesar 458,7 juta dolar AS.
Peningkatan fitur di negara potensial

Meski melakukan pemangkasan jumlah karyawan, Uber juga terus meningkatkan layanannya kepada para pelanggan. Salah satunya dengan meluncurkan fitur baru bagi para pengendara di India, yaitu Audio Seatbelt Reminder, yang berfungsi untuk mengingatkan para pengendara agar memasang sabuk pengaman sebelum perjalanan dimulai.
Uber menjelaskan, ketika pengendara memesan perjalanan dan memasuki kendaraan, ponsel pengemudi akan mengirimkan perintah audio yang meminta penumpang untuk “tolong gunakan sabuk pengaman belakang untuk keselamatan Anda.”
Pada saat yang sama, pengendara mendapatkan notifikasi dari aplikasi Uber di ponsel mereka, meminta mereka untuk melakukan hal yang sama sebelum perjalanan dimulai.