Raih pendanaan Seri-D, eFishery bakal fokus di komunitas kolam budidaya

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Ilustrasi kolam budidaya ikan (zulkifli_sahir/flickr)

Perusahaan akuakultur asal Bandung, eFishery mengumumkan telah mendapat pendanaan seri D senilai USD200 juta atau setara Rp3 triliun (kurs Rp15.161)., Jumat (7/7/2023). Seiring dengan pendanaan tersebut, valuasi perusahaan tercatat berada di atas USD1 miliar.

“Dengan valuasi di atas USD1 miliar, eFishery telah resmi menjadi Unicorn,” tulis eFishery di media sosial mereka.

eFishery merupakan startup Aqua-tech pertama di Asia yang menyediakan ekosistem terintegrasi meliputi marketplace pakan ikan serta udang, platform penjualan produk ikan dan udang segar secara B2B, hingga akses keuangan bagi pembudidaya ikan.

Hingga saat ini, eFishery telah mendukung lebih dari 70.000 pembudidaya ikan serta petambak udang yang tersebar di lebih dari 280 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.

Setelah 10 tahun berdiri, eFishery telah mendistrupsi industri akuakultur melalui sejumlah solusi diital yang dihadirkan seperti auto feeder berbasis internet of things (IoT) guna meningkatkan akuntabilitas, efisiensi, hingga kemudahan berbisnis budidaya ikan.

Pendekatan teknologi eFishery yang berbasis data menggunakan sensor untuk mengukur pergerakan ikan dan akustik dari udang, mengoptimalisasi pemberian makanan serta kesehatan ikan dan kualitas air, sembari mengurangi limbah.

  Mengenal ikan tapah, hewan air tawar raksasa yang hidup di sungai Indonesia

Target 1 juta kolam budidaya

CEO eFishhery, Gibran Huzaifah (DailySocial Archive/flickr)

Co-Founder dan CEO eFishery, Gibran Huzaifah, mengatakan bahwa pendanaan seri D ini, akan digunakan untuk pengembangan komunitas pembudidaya ikan serta petambak udang yang ditargetkan 1 juta kolam budidaya di Indonesia pada 2025.

eFishery juga akan memanfaatkan pendanaan untuk meningkatkan transaksi pakan ikan dan produk akuakultur segar di platform ini.

“Saat ini perikanan budidaya adalah sektor dengan pertumbuhan tercepat di industri perikanan global. Dukungan strategis yang kami terima dari para investor akan membantu eFishery merevolusi seluruh industri, melalui integrasi pembudidaya ikan dan petambak udang skala kecil dengan ekosistem eFishery yang mencakup seluruh value chain bisnis budidaya perikanan,” ungkap Gibran, dalam siaran pers, Jumat (7/7).

Pengembangan komunitas petambak, sambungnya, sejalan dengan upaya eFishery untuk meningkatkan ekspor produk udang dalam negeri yang bebas kimia dan antibiotik serta dapat ditelusuri sepenuhnya (traceable) ke pasar internasional, sekaligus mendekatkan konsumen dan petambak.

Principal 42XFund, Iman Adiwibowo, menyebut bahwa pihaknya percaya dengan visi eFishery dan tertarik untuk menjadi mitra kunci yang memberikan nilai tambah dan berkontribusi bagi pertumbuhan perusahaan.

  Bagaimana cara ikan di kutub selatan tak mati membeku?

Teknologi dan solusi akuakultur lainnya yang disediakan oleh eFishery telah berdampak signifikan bagi industri teknologi budidaya, serta memberikan manfaat bagi pembudidaya kecil di Indonesia.

“Kami percaya bahwa eFishery dapat terus berkontribusi mewujudkan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus berperan dalam melestarikan lingkungan di Indonesia, bahkan dunia,” tambahnya.

Sementara menurut riset terbaru dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), sepanjang 2022 eFishery mampu menyumbang Rp3,4 triliun atau setara 1,55% terhadap PDB sektor akuakultur Indonesia.

Artikel Terkait