Sate memang selalu mengundang selera, setan pun doyan

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Ilustrasi tukang sate (tangkapan layar Youtube)

“Bang, satenya 100 tusuk,” begitu pinta sosok setan sundel bolong dalam film bertajuk “Malam Jumat Kliwon” yang diperankan oleh Suzanna, beberapa dekade lalu. Dalam film tersebut digambarkan bahwa setan pun menyukai makanan sate.

Sejatinya, Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keanekaragaman budaya, tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan, tetapi juga menggugah selera dengan kelezatan kuliner tradisionalnya. Salah satu hidangan yang tak terelakkan ketika berbicara tentang kuliner Indonesia adalah sate.

Dalam setiap daerah di Indonesia, sate memiliki keunikan tersendiri dengan perbedaan dalam bahan, bumbu, dan cara penyajiannya. Inilah yang membuat sate menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan kuliner Indonesia.

Dari sabang hingga merauke, dari Sumatera hingga Papua, tradisi makan sate telah menjadi bagian penting dari budaya kuliner di berbagai wilayah di Indonesia. Setiap jenis sate memiliki cita rasa yang khas dan berbeda, yang mencerminkan kekayaan rempah-rempah dan keanekaragaman bahan makanan yang tersedia di Indonesia.

Pulau Jawa, sebagai pusat kebudayaan dan kuliner Indonesia, memiliki beberapa varian sate yang terkenal di seluruh negeri. Sate Madura, dengan daging yang dipotong tipis dan dipanggang di atas arang, telah menjadi kegemaran masyarakat Indonesia.

  Opini: Nikmatnya bubur bajo, kudapan khas masyarakat Bugis

Di Jawa Barat, terdapat Sate Maranggi yang terkenal dengan daging sapi yang empuk dan cita rasa rempah yang terkenal khas.

Ragam jenis sate di wilayah Indonesia

Berikut adalah beberapa tradisi makan sate di beberapa wilayah di Indonesia:

1. Sate Madura

Sate madura (iStockphoto)

Sate Madura berasal dari pulau Madura, Jawa Timur, dan merupakan salah satu jenis sate yang paling terkenal di Indonesia. Sate ini terbuat dari daging sapi, ayam, atau kambing yang ditusuk dalam bentuk pipih, kemudian dibakar di atas arang. Sate Madura biasanya disajikan dengan bumbu kacang kental, irisan bawang merah, dan lontong.

2. Sate Padang

Sate padang (iStockphoto)

Sate Padang berasal dari Sumatera Barat, khususnya kota Padang. Sate ini menggunakan daging sapi yang disajikan dalam kuah gulai khas Padang yang kaya rempah. Sate Padang biasanya disajikan dengan ketupat, kuah kacang, irisan bawang merah, dan kerupuk.

3. Sate Maranggi

Sate maranaggi (iStockphoto)

Sate Maranggi berasal dari wilayah Purwakarta, Jawa Barat. Sate ini terbuat dari daging sapi yang dipotong kecil-kecil, kemudian ditusuk dan dibakar dengan api kecil. Sate Maranggi disajikan dengan bumbu kacang pedas, nasi, dan lalapan seperti tomat dan mentimun.

  Penghargaan swasembada beras dan petani Indonesia dalam ranah daring

4. Sate Lilit Bali

Sate lilit Bali (iStockphoto)

Sate Lilit merupakan hidangan khas Bali. Sate ini terbuat dari daging cincang seperti daging babi, ayam, atau ikan yang dicampur dengan rempah-rempah, kelapa parut, dan beberapa bahan lainnya.

Kemudian adonan diletakkan pada tusukan serai atau bambu, dan dibakar di atas arang. Sate Lilit disajikan dengan nasi putih, sambal matah, dan sayuran.

5. Sate Ayam Surabaya

Sate ayam Surabaya (iStockphoto)

Sate Ayam Surabaya adalah hidangan khas dari kota Surabaya, Jawa Timur. Sate ini terbuat dari daging ayam yang dipotong dadu, kemudian ditusuk dan dibakar hingga matang. Sate Ayam Surabaya biasanya disajikan dengan bumbu kacang kental, irisan bawang merah, dan lontong.

6. Sate Ikan Kukus Palembang

Sate ikan kukus Palembang (tangkapan layar Youtube)

Sate yang satu ini terbuat dari ikan tenggiri yang sebelumnya sudah dihaluskan. Mungkin, kita akan berpikir sate seperti ini mirip dengan pepes tahu atau pepes pada umumnya. Tapi ternyata, cita rasanya cukup khas.

Selain itu, ada juga berbagai jenis sate lainnya di Indonesia seperti sate ayam Betawi dan masih banyak lagi. Setiap wilayah memiliki cara dan bumbu yang berbeda dalam menyajikan sate, sehingga menciptakan variasi yang unik dalam budaya kuliner Indonesia.

  Perhelatan COP27, antara mimpi dan pengharapan

Artikel Terkait