Apa rahasia unta mampu bertahan hidup di gurun?

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Unta (FAHAD AL-OTAYBI/Flickr)

Unta merupakan hewan yang hidup di lingkungan gurun. Seperti yang diketahui, hanya segelintir tanaman saja yang bisa tumbuh di gurun. Sebagai hewan herbivora, tentunya menimbulkan banyak pertanyaan, bagaimana unta bisa bertahan hidup di gurun?

Selain itu, dengan hidup di lingkungan tandus dan kering, bagaimana unta bisa mendapatkan sumber pangannya. Karena dengan lingkungan gurun tampaknya tak memiliki kehidupan, bahkan untuk tumbuhan pun akan kesulitan untuk ditemukan.

Lalu bagaimana unta bertahan hidup? Apa yang membuatnya bisa sangat tangguh di habitat ekstrem tersebut? Berikut uraiannya:

1. Unta di gurun

Unta (willturner2/Flickr)

Unta hidup di gurun pasir yang tandus. Tidak ada air, dan tidak ada tanaman. Namun hewan ini merupakan salah satu transportasi yang diandalkan di padang pasir. Salah satunya adalah kemampuan mereka untuk membawa beban yang berat.

Selama ribuan tahun, manusia telah menggunakan unta sebagai alat transportasi. Dilansir dari Kompas, unta mampu membawa beban seberat 170-270 kg di punggungnya.  Tidak heran bila unta dijuluki sebagai ships of the desert atau kapal gurun.

  Apa itu FOLU Net Sink 2030? Salah satu strategi Indonesia atasi keberadaan emisi karbon

Tak hanya untuk alat transportasi, unta juga merupakan sumber utama daging, susu, hingga produk kulit atau wol. Padahal di habitat aslinya, persediaan air sangat sedikit. Selain itu cuacanya panas dan kering. Namun, unta adalah hewan yang hebat karena mereka mampu bertahan di lingkungan seperti itu.

2. Bagaimana hewan ini bertahan?

Unta (Csikós Huni/Flickr)

Unta adalah hewan yang istimewa, mereka sanggup bertahan hidup di tengah gurun pasir tanpa minuman dan makanan berbulan-bulan. Namun di lingkungan demikian, apa yang dimakan unta di gurun? Selain itu, dengan hidup di lingkungan tandus dan kering, bagaimana unta bisa mendapatkan sumber pangan itu.

Sebab seperti diketahui, lingkungan gurun merupakan tempat yang tampaknya tak memiliki kehidupan, bahkan untuk tumbuhan sekalipun. Mengutip dari Kompas, Minggu (19/6/2022) ketiga spesies unta, Camelus dromedarius, Camelus bactrianus, dan Camelus ferus telah mengembangkan adaptasi untuk bertahan di gurun.

Salah satu bentuk adaptasi dari unta adalah memiliki bibir khusus untuk makan makanan gurun. Unta memiliki bibir atas yang terbelah dengan masing-masing yang mampu bergerak secara terpisah. Hal ini memungkinkan hewan itu makan rumput di dekat tanah dan memakan rumput pendek.

  Bunglon jambul hijau, si penipu ulung dengan kemampuan mengubah warna

Ternyata cara ini menjadi keharusan di padang pasir, di mana semua makanan unta di gurun umumnya tumbuh lambat. Bibir mereka juga kasar dan keras, namun masih fleksibel yang berarti unta dapat mematahkan dan memakan tanaman berduri dan juga tanaman asin seperti saltbush.

Tonjolan berdaging yang disebut papalia juga melapisi mulut mereka untuk melindungi dari makanan yang menusuk, juga membantu unta memanipulasi dan menelan makanan itu. Terutama spesies unta dromedaris yang memiliki satu punuk.

Unta jenis ini dapat makan tanaman berduri, rumput kering, dan semak asin atau apa pun tanaman yang tersedia dan tumbuh di gurun. Sementara itu unta baktria di Mongolia memakan tanaman Caragana Haloxlon, Reamuria, dan Salsola yang tumbuh di Wilayah Mongolia.

3. Bisa menyimpan makanan

Unta (uncomplete/Flickr)

Lalu apa yang terjadi setelah unta-unta ini menelan makanan mereka? Unta memiliki tiga hingga empat perut. Makanan yang dimakan unta kemudian akan dipecah sebagian di dua perut pertama sebelum dimuntahkan sebagai makanan empuk.

  Ikan Ying dan Yang, hidangan kontroversial karena disajikan setengah hidup

Setelah ditelan dan masuk ke perut lainnya, makanan lalu diproses yang dibantu oleh beberapa mikroba. Namun saat makanan tak tersedia, jangan khawatir karena unta dapat bertahan lebih dari seminggu tanpa air dan berbulan-bulan tanpa makanan.

Cadangan makanan untu itu diperoleh dari punuk untuk yang sebenarnya menyimpan jaringan lemak, bukan air seperti yang selama ini kita tahu. Lemak itu lah yang akan digunakan sebagai sumber makanan ketika mereka tak dapat menemukan sumber pangan di gurun.

“Punuk unta yang berfungsi sebagai penyimpan air adalah mitos yang banyak dipercaya hingga sekarang,” kata Rick Schwartz, juru bicara nasional Kebun Binatang San Diego.

Ketika lemak di punuk sudah habis, maka bagian tubuh itu akan kosong dan tampak seperti balon kempis. Bila sudah mengonsumsi makanan lagi, barulah punuk unta mengembang kembali. Hal inilah yang disangka menjadi alasan bertahannya unta di gurun.

Artikel Terkait