Kutub Selatan terkenal sebagai salah satu tempat terdingin yang ada di Bumi. Hal ini karena wilayah ini berada di bagian atas dan bawah Bumi, sehingga jarang tersorot oleh cahaya Matahari seperti daerah lainnya.
Walau suhunya yang berada di bawah titik beku, tidak menjadikan Kutub Selatan sebagai daerah yang tidak ramah untuk ditinggali. Ternyata di daerah ini ikan tidak membeku dan masih bisa tetap hidup.
Lalu mengapa ikan masih bisa hidup di wilayah tersebut? Dan apa alasan sains sehingga ikan masih bisa bertahan? Berikut uraiannya:
1. Ikan tak membeku

Kutub Selatan terkenal sebagai salah satu tempat terdingin yang ada di Bumi. Hal ini karena wilayah ini berada di bagian atas dan bawah Bumi, sehingga jarang tersorot oleh cahaya Matahari seperti daerah lainnya.
Walau suhunya yang berada di bawah titik beku, tidak menjadikan Kutub Selatan sebagai daerah yang tidak ramah untuk ditinggali. Ternyata di daerah ini ikan tidak membeku dan masih bisa tetap hidup.
Menukil dari Science ABC yang dilansir dari Detik, alasan mengapa ikan masih bisa hidup di Samudra Antartika meski berada pada suhu 0 derajat celcius, karena mereka memiliki protein antibeku.
Protein ini mencegah air dalam darah mereka berubah menjadi es dan merusak sel. Kandungan protein antibeku dalam tubuh ikan tersebut membantu mereka untuk tetap hidup di daerah ekstrim.
Protein ini mengacu pada senyawa tertentu yang dapat mencegah pembekuan kristal es pada darah. Protein antibeku itu ditemukan oleh Dr Arhur L Devries, profesor dari Universitas Illinois pada tahun 1960-an.
2. Bagaimana protein itu bekerja

Diketahui sejak sekitar 50 tahun lalu, para ahli telah menemukan dalam darah ikan ternyata ada protein pelindung kekebalan. Protein anti-beku ini bekerja dengan sangat sempurna, bahkan lebih sempurna dibandingkan mesin anti beku.
Dimuat dari Republika dari Journal of America Chemical Society (JACS) mempublikasikan penelitian mendalam soal protein tersebut. Penelitian ini dilakukan oleh satu tim dari Amerika Serikat yang dipimpin ilmuwah lokal Prof Dr Martina Havenith.
Para peneliti melakukan teknik khusus yang bernama terahertz spectroscopy untuk mengungkap mekanisme dasar. Dengan bantuan radiasi terahertz, gerakan kolektif dari molekul air dan protein dapat direkam.
Karena itu kelompok kerja telah mampu menunjukkan bahwa molekul air, yang biasanya melalui tarian permanen dalam air cair, dan terus-menerus memasukan obligasi baru, akan lebih teratur dengan adanya protein ini.
Arthur L DeVries menyebut ikan khas Kutub Utara, Dissostichus mawsoni, sejenis ikan bergigi yang menjadi objek penelitiannya. Disebutkan protein ikan ini mampu mencegah kristalisasi es, bahkan lebih hebat pada temperatur rendah dari suhu kamar.
“Aktivitas antibeku tidak tercapai dengan mengikat molekul tunggal antara protein dan air, tetapi dengan adanya protein ini, maka fungsi “pelarutan” akan lebih maksimal,” ujarnya.
3. Bermanfaat bagi manusia

Hal yang unik adalah protein anti beku ini memberikan manfaat bagi manusia. Protein tersebut digunakan dalam kriopreservasi, yaitu untuk mengawetkan jaringan, dalam dunia kedokteran.
Senyawa ini dapat digunakan sebagai alternatif alami untuk senyawa antibeku yang beracun bagi tubuh manusia. Protein anti beku yang terdapat pada ikan, juga bisa digunakan dalam metode pertanian.
Kerusakan akibat embun beku merupakan faktor perusak yang sangat besar pada tanaman. Jadi, dengan menggunakan senyawa alami tersebut dapat membantu tanaman bertahan hidup melalui musim dingin yang keras.