Beracun dan rakus, inilah sekelumit fakta tentang belalang setan

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Belalang setan (itchydogimages/flickr)

Belalang setan (Aularches miliaris) adalah sejenis serangga yang termasuk dalam famili Pyrgomorphidae dalam ordo Orthoptera. Nama umum “belalang setan” mengacu pada penampilan yang mencolok dan terlihat menyeramkan dari serangga ini.

Ciri-ciri fisik yang paling mencolok dari belalang setan adalah bentuk tubuhnya yang berbeda dengan banyak serangga lainnya. Mereka memiliki sungut panjang seperti tanduk di bagian kepala yang disebut pronotum atau “tanduk belakang.”

Pronotum ini menjulang ke atas dan ke belakang, memberikan penampilan seperti tanduk setan. Tanduk ini umumnya lebih panjang pada jantan ketimbang dengan betina.

Belalang setan memiliki ukuran tubuh yang besar, dengan panjang tubuh dewasa berkisar antara 6-10 cm. Tubuhnya biasanya berwarna hijau atau cokelat dengan bintik-bintik atau pola-pola yang lebih gelap di tubuh bagian atasnya. Serangga ini juga memiliki sayap yang memungkinkannya terbang.

Belalang setan ditemukan di berbagai wilayah Asia, termasuk India, Cina, dan Jepang. Mereka biasanya hidup di daerah perkampungan dekat hutan dan semak belukar.

Makanan utamanya adalah daun-daunan tanaman, dan bisa menjadi sangat rakus serta menghancurkan tanaman. Tak berlebihan jika disebut hama, mereka dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian dalam jumlah besar jika populasi mereka tidak dikendalikan.

  Ketika gajah harus sekolah, apa yang mereka pelajari?

Walaupun penampilannya yang mencolok dan sedikit menakutkan, belalang setan para peneliti menyebut umumnya tidak berbahaya bagi manusia. Mereka tidak memiliki sifat yang mengancam dan umumnya tidak mengganggu manusia kecuali dalam kasus populasi yang berlebihan.

Benarkah serangga ini mematikan?

Busa yang dikeluarkan dari dada belalang setan ketika terancam (bhaska d/flickr)

Beberapa waktu lalu masyarakat Gunungkidul, Yogyakarta, dihebohkan dengan kematian seorang wanita akibat mengonsumsi serangga ini. Ada yang bilang, korban meninggal akibat racun dari belalang setan usai menyantapnya sebanyak tiga ekor. Demikian kabar yang ditulis CNN Indonesia.

Lantas, benarkah serangga ini beracun?

Dalam penelitian yang dilakukan Fakultas Biologi UGM di Gunungkidul pada 2018, tim dari Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian UGM yang dipimpin Ketua Departemen Witjaksono menemukan beberapa fakta.

Belalang ini disebut sebagai serangga nokturnal yang boleh jadi agak berbeda dengan belalang pada umumnya dengan aktivitas utamanya di siang hari. Sebagian besar aktivitas belalang setan justru dilakukan pada malam hari.

Hal lainnya yang ditemukan adalah warnanya yang mengkilat dan cerah mencolok menandakan bahwa belalang ini memiliki berbisa.

  Kisah Nabi Musa membelah laut merah, adakah penjelasan ilmiahnya?

Laman situs Fakultas Pertanian UGM, mengungkapkan bahwa Aularches miliaris memang memiliki tubuh seperti belalang biasa dengan warna yang cerah dan menarik. Seperti kepala dan dada (thorax) yang berwarna biru gelap dengan garis kuning di bawah mata sampai ke atas mulut.

Dada bagian dorsal memiliki gerigi, tungkai berwarna biru gelap, pada femur tungkai belakang terdapat gerigi berwarna kuning, serta abdomen berwarna merah cerah dengan garis-garis hitam.

Sementara pada bagian sayap depan, memiliki dasar warna hijau-cokelat dengan motif bintik-bintik kuning–mirip motif macan tutul.

Belalang ini juga memiliki perilaku pertahanan diri yang unik, berupa cairan berbusa yang berbau busuk (evil-smelling) yang mereka keluarkan melalui dadanya ketika terancam. Peneliti menyebut, cairan busa ini cukup responsif bagi sebagian orang hingga menyebabkan iritasi kulit.

Meski begitu, para peneliti menyebut bahwa meski cairan tersebut berbau menyengat, namun tidak berbahaya bagi manusia.

Artikel Terkait

Terbaru

Humanis

Lingkungan

Berdaya

Jelajah

Naradata