Budikdamber, cara budidaya ikan dan sayur di satu tempat

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Budikdamber (De Alamuda Residence/flickr)

Tren gaya hidup yang memungkinkan setiap orang untuk mengelola kebun pangan sendiri kekinian makin banyak diminati, salah satunya hidroponik. Tapi, kebutuhan akan sumber pangan tentu tidak hanya terdiri dari sayur-sayuran. Dibutuhkan juga sumber pangan lain seperti lauk-pauk berupa ikan.

Beruntungnya, kebutuhan akan budidaya ikan secara mandiri dan praktis juga punya solusinya sendiri, yakni lewat metode budikdamber. Merupakan akronim dari Budidaya Ikan dan Tanaman dalam Ember, metode satu ini mulai populer pasca pandemi.

Sesuai namanya, budikdamber merupakan budidaya yang praktis karena dapat menghasilkan dua jenis sumber pangan sekaligus. Sumber pangan yang dimaksud adalah sayur dan ikan.

Bagaimana cara memulai atau menjalankan budikdamber?

1. Manfaatkan media utama ember

Media ember budikdamber (De Alamuda Residence/Flickr)

Dicetuskan untuk skala rumahan, peralatan yang dibutuhkan untuk membuat media budikdamber terbilang cukup umum dan tidak sulit didapat. Hal pertama yang sudah pasti harus disiapkan adalah ember berkapasitas 60-80 liter.

Selain itu diperlukan juga beberapa pot plastik yang dapat dibuat dari kemasan gelas bekas air mineral. Kemudian juga dibutuhkan media tanam seperti arang, sekam, dan lainnya. Tak lupa, perlu diperlukan juga kawat jemuran untuk pengait pot ke bagian sisi ember, yang mudah didapatkan dari limbah rumah tangga.

  Apa jadinya jika semua ikan di dunia punah?

Tahap awal dalam pembuatannya pun terbilang cukup mudah. Pertama untuk media tanam sayur, yang perlu dilakukan adalah melubangi sekitar 10 gelas atau pot plastik. Tangkai sayur tertentu dipotong dengan menyisakan bagian batang bawah untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam gelas plastik yang sudah disiapkan.

Langkah selanjutnya, mengisi gelas dengan arang batok kelapa antara 50 sampai 80 persen ukuran gelas. Lalu pasang kawat kurang lebih sepanjang 12 sentimeter dan buat model kait yang bisa dijadikan pengait gelas di samping ember.

Sementara itu untuk media budidaya ikannya sendiri, yang pertama dilakukan adalah mengisi ember dengan air tinggi 50 sentimeter atau sebanyak 60 liter. Air tersebut didiamkan selama 1-2 hari, setelahnya baru masukkan sekitar 60 ekor benih ikan yang kembali didiamkan selama 1-2 hari.

Jika sudah, tahap terakhir adalah tinggal merangkai kaitan pot plastik sayur yang sebelumnya sudah dibuat di pinggiran ember.

2. Pemeliharaan dan panen budikdamber

Panen ikan hasil budikdamber (Rafi’u Sidqi/jagadtani.com)

Hal selanjutnya yang harus dilakukan pastinya adalah perawatan tanaman sayur dan pemberian pakan untuk ikan yang dibudidaya. Dalam penempatan, pastikan ember yang dipakai untuk melakukan budikdamber diletakkan di bawah sinar matahari yang cukup.

  Mengungkap misteri teleportasi pada zaman Nabi Sulaiman

Pemeliharaan sayur dapat dilakukan dengan mengamati ada atau tidaknya kutu di daun tanaman. Sementara pemeliharaan ikan dapat dilakukan dengan melakukan pergantian air dengan sistem penyedotan di dasar ember. Hal tersebut dilakukan setelah lebih dulu melubangi ember yang disambungkan dengan selang pembuangan.

Penggantian air bersih dapat dilakukan setiap 10-14 hari, dengan mengganti sekitar 50-80 persen keseluruhan air atau seluruhnya bila diperlukan. Selain itu, pemberian pakan untuk ikan juga bisa dilakukan sebanyak 2-3 kali dengan waktu terjadwal setiap harinya.

Mengenai waktu panen, untuk sayur biasanya baru bisa dipanen saat sudah mencapai hari ke 14-21 sejak waktu tanam. Sedangkan panen ikan dapat dilakukan dalam waktu dua bulan jika benihnya bagus dan selalu diberi pakan dengan baik dan teratur.

3. Berlaku untuk ikan dan sayur tertentu

Praktik budikdamber (Dok. KKP)

Agar praktik budikdamber berhasil, tentu metode satu ini tidak serta merta bisa diaplikasikan untuk semua jenis ikan dan sayur. Menurut Yuli Andriani selaku Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, tidak semua jenis ikan cocok untuk dibudidayakan dengan metode satu ini.

  5 pertanda alam ketika malam 'lailatul qadar' datang

Bukan tanpa alasan, hal tersebut disebabkan karena kapasitas ruang yang terbatas. Ikan-ikan yang sesuai untuk dibudidayakan dengan metode ini adalah jenis ikan yang tidak bersisik. Lain itu ikan yang dipilih juga punya karakteristik tidak memerlukan oksigen banyak dalam air. Jenis ikan yang dimaksud di antaranya lele, patin, dan gabus.

Sementara itu untuk jenis tanaman atau sayur, disebutkan jika pada dasarnya semua tanaman dapat digunakan dalam metode ini. Namun, penelitian menunjukkan jika tanaman sayur seperti selada, kangkung, pakcoy, dan sawi punya pertumbuhan yang lebih baik.

Artikel Terkait