Bumi datar atau bulat? Ini penjelasan Alquran dan ilmuwan

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Bumi (Kevin Gill/Flickr)
Bumi (Kevin Gill/Flickr)

Perdebatan mengenai bentuk bumi hingga saat ini masih ramai dibicarakan. Ada yang menganggap bahwa bentuknya bulat, namun tidak sedikit juga kalangan yang percaya bahwa bumi berbentuk datar. Perdebatan ini bahkan menimbulkan dua golongan yang saling bersebrangan.

Ternyata terkait bumi bulat sebenarnya sudah lama dijelaskan dalam Alquran. Ada banyak sekali ayat Alquran yang memastikan bahwa bumi berbentuk bulat. Bukti bahwa bumi berbentuk juga adanya pergantian malam dan siang. Lalu bagaimana juga penjelasan ilmiahnya.

Lalu bagaimana penjelasan bentuk bumi dalam Alquran? Apa juga penjelasan ilmiah tentang hal itu? Berikut uraiannya:

1. Teori tentang bumi datar

Bumi (kristian fagerström/Flickr)
Bumi (kristian fagerström/Flickr)

Teori bumi datar adalah keyakinan khalayak umum di Eropa sebelum Galileo Galilei sekitar awal tahun 1600 an membuat keributan dengan mengatakan bumi berbentuk bulat dan mengelilingi matahari sebagai pusat sistem tata surya.

Padahal ketika itu masyarakat Eropa – dan gereja-  percaya bahwa bumi datar dan merupakan pusat tata surya, bukannya matahari. Akibatnya, Galileo pun dihukum, walau kemudian dirinya direhabilitasi tiga abad setelah kematiannya.

Kelompok bumi datar tak hanya didominasi agama Kristen. Selain dalil Injil, flat earth society juga berkembang di kalangan pemeluk agama Islam. Dalil Alquran yang kerap digunakan sebagai pendukung argumen tersebut seperti ayat yang menjelaskan tentang hamparan.

  3 hal mengerikan yang akan terjadi jika matahari tak lagi menyinari bumi

Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung, dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu, menurut ukuran.” (QS 15:19).

Kata “menghamparkan” pada ayat Al Hijr di atas menjadi basis argumen bahwa bumi merupakan sebuah bentangan medan datar. Selain Al Hijr, surat Thaha juga menjadi salah satu ayat yang sering digunakan oleh komunitas Flat Earth Society untuk argumennya.

2. Bantahan bumi bulat

Bumi (Kevin Gill/Flickr)
Bumi (Kevin Gill/Flickr)

Dalil bumi datar, dibantah oleh mereka yang percaya teori bumi bulat. Misalnya klaim flat earth yang menggunakan Injil Revelation 7:1 untuk mengasumsikan bumi datar karena ada “empat sudut” bumi, disebut kelompok bumi bulat sesungguhnya tafsir mengenai empat arah mata angin: utara, selatan, timur, dan barat.

Sementara itu dalil-dalil Islam, kata-kata membentangkan yang memunculkan kesan datar di beberapa ayat seperti Al Qaaf dan Thaha, menurut kelompok bumi bulat, sesungguhnya menekankan pada penampakan dan fungsi bumi bagi kehidupan manusia.

Datar, dalam bahasa Arab, disebut dengan kata sawi atau almustafi. Alquran, dalam berbagai pilihan sifat bumi, tidak menggunakan kosakata “datar” sama sekali. Walau begitu secara literal dan harfiah penyebutan tentang bumi bulat juga tidak ada.

  Kisah Nabi Musa membelah laut merah, adakah penjelasan ilmiahnya?

Namun ada beberapa ayat yang mengindikasikan bahwa bentuk bumi ialah bulat. Misalnya Surat Az-Zumar (39:5) yang berbunyi, “Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam.”

Dalam bahasa arab, yukawwiru, mengandung pengertian “Melapisi sesuatu kepada suatu benda yang bundar.” Kata yang sama biasa digunakan ketika hendak mengatakan “melilitkan sorban di kepala”.

Dari situ, Alquran mencoba menjelaskan bahwa bumi, kurang lebih, sama seperti kepala: sebuah ruang yang memiliki bentuk bulat tiga dimensi.

3. Ilmuwan Islam telah membuktikan bumi bulat

Bumi (Snorsbury/Flickr)
Bumi (Snorsbury/Flickr)

Ilmuwan Muslim telah lama memastikan bahwa bumi itu bulat pada abad ke 10 atau 6 abad lebih cepat dari Sir Francis Drake pada 1577 yang mengelilingi bumi untuk membuktikan bumi itu bulat. Ilmuwan itu adalah Abu Rayhan al-Biruni (973-1048) yang hidup pada masa Khalifah Abbasiyah.

Dirinya adalah ahli fisika, matematika, astronomi, dan lain-lain. Al Biruni membuatnya hanya dengan bermodalkan alat ukur derajat bintang yang disebut Astrolbe, gunung yang tinggi dengan pemandangan horizon yang rata sempurna dan yang ketiga rumus trigonometeri. 

  Pada 2030, polusi sampah plastik diramalkan naik 2 kali lipat

Pertama, dia ukur dahulu tinggi gunung yang dia naiki. mengukur tinggi gunung tidak semudah sekarang, Al Biruni mengarahkan Astrolabe ke dua titik berbeda di daratan lalu tangen sudutnya dikalikan dan dibagi selisih tangen 2 sudut tersebut dengan rumus trigonometeri. 

Dia kemudian membuat segitiga siku-siku raksasa antara posisi dia berdiri, titik horizon, dan inti bumi. Al-Biruni pun mengatakan jari-jari bumi adalah 6.355,725 km. Kalau jari-jari bumi sudah ketahuan, tidak sulit mengukur keliling bumi dengan rumus keliling lingkaran, yaitu hasilnya 40.075 km.

Perhitungan Al Biruni pada 11 abad yang lalu, ternyata tepat, hanya 1 persen. Uniknya lagi, saat keliling bumi dihitung secara melintang dengan poros Utara-Selatan hasilnya adalah 40.007,86 km. Kalau bumi ini datar, sudah jelas perhitungan dengan trigonometri ini tidak mungkin dilakukan oleh Al Biruni.

Artikel Terkait

Terbaru

Humanis

Lingkungan

Berdaya

Jelajah

Naradata