Semut menjadi salah satu hewan yang tertulis di Alquran, bagi umat Islam, makhluk ini menjadi bukti kebesaran Allah SWT. Semut dituliskan bisa berkomunikasi dan punya pengetahuan untuk memberikan pesan kepada manusia, salah satunya dalam cerita Nabi Sulaiman AS.
Kini ada beberapa penelitian yang menunjukan bahwa semut bisa melakukan komunikasi antara satu semut dengan yang lain. Melalui peralatan canggih, para ilmuwan mengklaim bisa merekam suara semut dan menemukan bukti adanya percakapan.
Lalu bagaimana penjelasan tentang semut? Dan benarkah mereka bisa saling berkomunikasi? Berikut uraiannya:
1. Semut dan Nabi Sulaiman AS

Semut dikisahkan bisa saling berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Hal ini diterangkan dalam salah satu kisah Nabi Sulaiman AS yang sedang pergi dan melewati koloni semut. Para semut tersebut berkomunikasi agar tidak sampai terluka akibat perjalanan Nabi Sulaiman AS.
Kemampuan semut dalam berkomunikasi telah termuat di dalam Alquran. Hal ini misalnya termuat dalam surah Alquran An-Naml ayat 18 yang diceritakan bagaimana semut dapat bercakap-cakap dengan semut dengan yang lainnya:
“Sehingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut. Hai semut-semut masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.”
2. Penelitian ilmuwan

Syaifuddin Al-Indonesi dalam bukunya Kilauan Mukjizat Alquran mengatakan dengan peralatan yang canggih pada masa kini para ilmuwan dapat merekam suara semut dan mereka menemukan bukti bahwa seekor semut melakukan percakapan dengan semut-semut yang lain.
Bukti ini ditulis dalam sebuah jurnal ilmiah dan surat kabar The Time tanggal 6 Februari 2009. Tulisan ini memberitakan bahwa sekelompok ilmuwan melakukan penelitian terhadap suara-suara semut. Perangkat rekaman suara yang canggih membuat para peneliti dapat merekam suara semut tanpa mengganggu semut-semut itu.
Para ilmuwan ini menemukan bahwa semut-semut secara rutin saling berbicara satu sama lain dalam sarang mereka. Kebanyakan semut memiliki alat bunyi dan bagian bentuk badan seperti papan cuci, yang nama dapat digosok bersama untuk berkomunikasi dengan bunyi.
“Dengan menggunakan perekam ini para ilmuwan dapat merekam suara ratu semut yang memberi perintah kepada para semut pekerja,” katanya.
Para ilmuwan ini sangat terkesan, dan mereka juga berhasil menemukan bahwa serangga lain dapat meniru semut untuk menjadikannya pengikut, Sejak dahulu para peneliti telah mengetahui bahwa semua dapat mengeluarkan peringatan melalui suara, tetapi baru sekarang diketahui mereka memilki banyak pembendaharaan bunyi.
“Dan ternyata mereka bercakap-cakap satu sama lain,” katanya.
3. Semut punya kehidupan yang kompleks

Dilansir dari Miracle of The Quran, semut memiliki kehidupan sosial yang teratur dan sebagai kebutuhan dari kehidupannya, memiliki cara komunikasi yang kompleks. Semut-semut disebut memilki sensor di kepalanya yang memilki muatan kimia dan sinyal visual yang dikirimkan dan dikenali kepada jutaan koloni semut lainnya.
Otaknya sendiri memiliki setengah juga sel saraf yang terhubung ke mata majemuk, dan antena yang berfungsi sebagai hidung dan alat peraba. Bahkan jika manusia menyadarinya, semut memiliki beraneka macam metode untuk berkomunikasi dengan sensor yang sangat sensitifnya.
Mereka menggunakan organ tersebut setiap saat untuk menemukan sumber makanan dan menemukan koloni lainnya. Reaksi dalam berkomunikasi yang dimiliki semut dapat dikategorikan sebagai alam, perekrutan, dandan, pertukaran cairan oral, dan anal, efek kelompok, pengakuan, dan penentuan kasta.
Cara berkomunikasi semut tersebut berada pada tingkat kimiawi yang dikenal sebagai feromon, yakni senyawa kimia yang dirasakan oleh bau dan disekresikan oleh kelenjar internal. Selain itu, mereka memainkan peran paling penting dalam mengorganisir masyarakat semut.
Ketika seekor semut mengeluarkan feromon, semut lainnya menerimanya dengan cara bau atau rasa dan sepatutnya akan merespon. Penelitian feromon semut telah mengungkapkan jika semua sinyal yang dipancarkan sesuai dengan kebutuhan koloni.
Selain itu, intensitas feromon yang dipancarkan juga bervariasi sesuai dengan urgensi situasi. Hal tersebut memberikan penjelasan yang disampaikan oleh Alquran pada 1.400 tahun yang lalu. ketika tidak ada pengetahuan tentang semut yang menjadi salah satu keajaiban ilmiah.