Plastik telah menjadi salah satu jenis sampah yang paling memberi dampak besar terhadap pencemaran, karena memiliki waktu urai mencapai ratusan tahun. Berbagai cara telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Namun belakangan solusi tak terduga muncul dari hewan cacing yang disinyalir bisa mengatasi sampah plastik dengan air liurnya.
Fakta tersebut ditemukan oleh sekelompok peneliti di Spanyol. Lebih detail, mereka berhasil membuktikan adanya senyawa kimia yang dapat memecah kandungan plastik.
Sementara itu, sebelumnya juga ada penemuan mengenai spesies cacing yang dapat menjadi solusi serupa karena mampu memakan sampah plastik.
Apakah kedua spesies cacing yang dimaksud sama? Dan bagaimana cara kerja solusi yang dimaksud? Berikut penjelasannya.
1. Air liur cacing lilin

Fakta pertama yang terungkap adalah mengenai materi pembentuk plastik yang ternyata bisa dipecah, oleh jenis cacing lilin. Lebih detail, spesies dimaksud yang memiliki nama latin Galleria mellonella ini merupakan larva dari ngengat lilin.
Hal tersebut dapat terjadi karena paparan air liur mereka yang diyakini mengandung bahan kimia tertentu dan mampu memecah polietilen. Untuk diketahui, polietilen sendiri merupakan salah satu bahan pembentuk plastik yang kuat dan tahan lama.
Dalam publikasi Nature Communications yang dimuat dalam BBC, para peneliti di Spanyol menjelaskan jika paparan satu jam air liur cacing lilin terhadap partikel plastik, dapat menyebabkan penurunan partikel yang setara dengan pelapukan/degradasi plastik selama bertahun-tahun.
Berangkat dari penemuan ini, peneliti yang dimaksud sedang meneliti lebih jauh seperti apa potensi yang sebenarnya bisa dikembangkan.
2. Fakta enzim dan bersifat hama

Bukan kali pertama, sebenarnya temuan mengenai potensi air liur dari cacing lilin yang bisa memusnahkan plastik ini sudah ada sejak tahun 2017. Tapi, untuk studi terbaru ini baru terungkap kalau faktor utamanya adalah kandungan enzim dalam air liur cacing lilin.
Hal tersebut dijelaskan oleh Dr. Clemente Arias, penulis dari Dewan Riset Nasional Spanyol.
“Apa yang kami pikirkan adalah bahwa enzim mampu mempercepat pelapukan polietilen,” ujarnya.
“Apa yang kami temukan adalah bahwa enzim saja dapat mengoksidasi plastik, yang membutuhkan proses dan waktu lama di lingkungan,” tambahnya lagi.
Di lain sisi, terungkap bahwa sebenarnya negngat atau cacing lilin selama ini dikenal sebagai hama bagi para petani madu. Hal tersebut lantaran mereka kerap ditemui hidup di sarang lebah madu. Cacing lilin biasa mengambil makanan dari sana, dan mampu menghancurkan sarang lebah dengan air liur sama yang sedang diteliti.
Meski penemuan ini memiliki potensi besar, pihak peneliti mengaku masih perlu melakukan penelitian lebih dalam. Termasuk bukti apakah air liut cacing lilin juga bisa menimbulkan dampak yang sama terhadap materi pembentuk plastik lainnya.
“Kami juga ingin tahu mengapa cacing sederhana memiliki enzim yang luar biasa ini, apa gunanya mereka dalam kehidupan sehari-hari,” terang Dr. Arias.
3. Cacing super pemakan sampah plastik
Berbeda dengan cacing lilin, beberapa waktu lalu juga sempat muncul pemberitaan mengenai adanya spesies cacing yang dapat memakan sampah plastik. Lebih detail, cacing yang memiliki nama Zophobas morio tersebut dijuluki dengan sebutan cacing super.
Cacing super yang dimaksud disebutkan dapat bertahan hidup dengan memakan plastik jenis polystyrene atau yang lebih dikenal dengan styrofoam. Adapun pihak yang menemukan fakta ini adalah para peneliti sekaligus ilmuwan di Universitas Queensland, Australia.
Menurut Chris Rinke, yang memimpin penelitian tersebut bahwa selain styrofoam cacing super yang dimaksud juga bisa bisa memakan sampah sejenis lain seperti cangkit plastik.
“Kemampuan cacing memproses plastik menunjukkan bahwa plastik sangat efisien dipecah di saluran pencernaan makhluk tersebut. Mereka pada dasarnya seperti mesin pemakan,” ujar Chris, mengutip Science Alert.