Ketika gajah harus sekolah, apa yang mereka pelajari?

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Gajah sumatra di Way Kambas (Bruce Levick/Flickr)

Apa jadinya kalau sekolah bukan lagi hanya diperuntukkan bagi manusia, tapi juga bagi hewan? Kenyataannya, kondisi tersebut memang sudah banyak diterapkan sejak lama untuk beberapa jenis hewan tertentu di alam liar. Salah satunya gajah yang memunculkan sekolah gajah, di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di daerah Lampung.

Tapi, jangan membayangkan pengajaran yang ada di sekolah gajah tersebut sama seperti sekolah yang dijalani manusia. Sejak pertama kali didirikan, program sekolah ini dimulai dengan tujuan khusus. Yaitu menciptakan keselarasan hidup antara hewan mamalia berukuran besar tersebut, dengan masyarakat sekitar yang hidup tak jauh dari habitatnya.

Sekolah gajah di TNWK sendiri dikenal sebagai sekolah gajah pertama yang ada di Indonesia. Sebelum akhirnya mulai bermunculan sejumlah program serupa di beberapa kawasan konservasi lain.

Apa yang mendasari ide untuk menyekolahkan dan ‘mendidik’ para gajah?

1. Solusi konflik gajah mengamuk di pemukiman

Gajah di Way Kambas (USAID Indonesia/Flickr)

Semuanya berawal sebelum Way Kambas ditetapkan secara resmi oleh pemerintah Indonesia sebagai Taman Nasional (TN) pada tahun 1985. Waktu itu, gajah sumatra sebagai salah satu satwa liar sering mengamuk dan merusak lahan pertanian termasuk rumah warga.

  Frekuensi angin puting beliung meningkat, benarkah krisis iklim tengah mengintai?

Masyarakat transmigran di Lampung kala itu kerap mengalami permasalahan gagal panen dan tempat tinggal yang akhirnya hancur. Konflik mulai muncul ketika terdapat perbedaan pendapat mengenai apa yang harus dilakukan untuk menghindar dari amukan gajah.

Beberapa pemburu dengan senang hati setuju untuk menembak mati gajah yang mengamuk. Sebagian yang lebih esktrem menyarankan untuk menjual dan mengekspornya ke pasar hewan.

Namun di samping itu, ada kalangan yang melihat peluang bahwa potensi gajah bisa dikembangkan. Mereka menghadirkan sebuah ide untuk membuat agar gajah-gajah tersebut tidak lagi mengamuk, yaitu dengan cara dididik.

2. Sekolah gajah yang bermanfaat bagi masyarakat

Gajah way kambas (Querida/Flickr)

Beruntung, ide terakhir yang mendapat respons positif dari pemerintah. Akhirnya muncul inisiasi sekolah gajah di TNWK yang pergerakannya dilakukan dengan mendatangkan pelatih atau pawang gajah berpengalaman dari Thailand.

Dan cara tersebut terbukti berhasil, gajah yang tadinya buas dan kerap mengamuk tidak hanya menjadi jinak. Di lain sisi, mereka juga hidup berdampingan dan membantu masyarakat sekitar dalam kegiatan sehari-hari. Salah satunya dengan membantu mengangkut gelondongan kayu dari hutan, untuk dibawa ke tempat penampungan.

  Bayi mamut beku berusia 30.000 tahun ditemukan di Kanada

Dalam keberadaannya sekolah gajah kerap mengalami pergantian nama. Pernah dinamakan ERU atau Elephant Response Unit dan Pusat Latihan Gajah (PLG), namun kini wujudnya lebih dikenal dengan penamaan Pusat Konservasi gajah (PKG).

Di lain sisi, gajah yang terdidik juga menjadi ciri khas tersendiri untuk menarik minat wisatawan dan turis yang datang berkunjung ke TNWK.

3. Hasil didikan sekolah gajah

Gajah yang dididik di Way Kambas (Arya Wiguna/Flickr)

Semenjak adanya program sekolah, gajah yang ada di alam liar TNWK sudah memperlihatkan perilaku yang lebih jinak, santun, dan mengerti apa yang diisyaratkan oleh manusia. Hal tersebut lantaran para siswa gajah mendapat didikan mempelajari kepekaan alat indera. Bahkan, mereka juga belajar dan memahami tata krama dasar seperti memberi salam dan hormat.

Selain itu, mereka dilatih untuk mengibaskan telinga dan mengangkat belalai dengan tinggi saat mendeteksi adanya gajah liar. Bekerja sama dengan pawang atau manusia dalam melakukan patroli di alam TNWK, gajah-gajah juga dilatih memecahkan dan menginjak ranting serta batang pohon yang sudah rapuh agar tidak menghalangi jalan.

  Mengenal 3 jenis perdagangan karbon yang berlaku saat ini

Dengan tujuan kesenangan, biasanya ada juga gajah yang sedari kecil sudah diajarkan bermain sepak bola hingga membentuk kesebelasan. Mengenai tempat tinggal, gajah yang sudah jinak tidak dibebaskan lagi ke alam liar, melainkan tinggal dalam sebuah asrama berupa lahan di alam terbuka yang diberi pagar pembatas.

Meski begitu, mereka tetap memiliki jadwal rutin untuk diajak berkeliling oleh para pelatih, untuk menumbuhkan insting dan interaksi mereka dengan habitat aslinya.

Artikel Terkait