Memahami bagaimana proses pengolahan minyak bumi

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
minyak bumi
Proses pengolahan minyak bumi (yachya imans/flickr)

Minyak bumi hingga detik ini menjadi salah satu jenis sumber daya alam yang memiliki nilai tinggi. Bahkan, nyatanya keberadaan komoditas satu ini dapat mempengaruhi kondisi ekonomi dan geo-politik secara global.

Di lain sisi, dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dari pemanfaatan minyak bumi juga bukan perkara sepele. Pemanfaatanya secara terus menerus tidak hanya dapat menyebabkan SDA yang menipis dan habis. Tapi juga menyebabkan kerusakan dalam skala global bahkan dunia seperti krisis iklim, dan sejenisnya.

Mengesampingkan dua fakta di atas, tak banyak masyarakat awam yang tahu bagaimana sebenarnya wujud minyak bumi yang asli. Secara harfiah, tak banyak yang tahu bagaimana wujud minyak bumi saat pertama kali diambil dari alam, dan diolah menjadi berbagai macam jenis berdasarkan kebutuhan.

Lalu bagaimana sebenarnya proses pengolahan minyak bumi yang selama ini berjalan?

1. Emas hitam yang berharga

minyak mentah (yachya imans/flickr)

Minyak bumi selama ini kerap disebut juga sebagai ‘emas hitam’. Kata emas merujuk pada keberadaannya memang begitu bernilai bak emas. Sementara itu makna hitam sendiri menggambarkan seperti apa warna dari minyak tersebut saat pertama kali diambil dari perut bumi.

  Jangan sampai tertukar, ini bedanya iguana dan bunglon

Melihat wujudnya, minyak bumi adalah cairan kental berwarna coklat pekat/gelap atau kehijauan, yang mudah terbakar. Komoditas satu ini lazimnya berada di lapisan atas dari beberapa area di lapisan kerak bumi.

Proses pengambilan minyak bumi selama ini dilakukan dari jutaan lubang sumur yang sudah digali di berbagai belahan dunia.

Di mana dalam prosesnya, untuk mengetahui apakah suatu titik wilayah benar memiliki kandungan minyak bumi ditentukan lewat berbagai macam proses panjang. Mulai dari studi geologi, analisis sedimen, karakter dan struktur sumber, serta berbagai macam studi lainnya.

Sumur minyak bumi yang disebut juga sebagai minyak mentah pertama di dunia berada di Pennsylvania, Amerika Serikat. Sumur minyak di kawasan tersebut pertama digali pada tahun 1859.

2. Awal ekstraksi minyak bumi

Oil platform sumur minyak mentah (jared cockma/flickr)

Pernah menyaksikan film-film eksplorasi atau sains fiksi tentang penggalian minyak di bawah laut? Salah satunya sebut saja Deepwater Horizon, yang diangkat dari kisah sungguhan.

Di dunia nyata, proses, fasilitas, dan infrastruktur dalam pengambilan atau ekstraksi minyak mentah memang semegah dan sekompleks apa yang ada di dalam film, bahkan bisa lebih rumit lagi.

  Potensi minyak dan gas bumi dalam kepentingan Australia klaim Pulau Pasir

Karena nyatanya, titik lokasi sumber minyak tidak hanya ada di darat, namun kebanyakan juga ada di laut. ‘Penggalian’ sumur minyak dalam dunia teknik lebih dikenal dengan istilah pengeboran.

Jika titik wilayah minyak yang sudah diketahui berada di darat, titik pengeboran dan lokasi sumur umum dikenal dengan istilah oil rig. Sementara jika berada di laut, umumnya dikenal dengan kawasan oil platform.

Mengutip IDN Times, dalam metode pengeborannya disebutkan ada 3 jenis cara yang umum dikenal dalam bidang ini. Pertama yaitu developmental drilling, yang dilakukan di kawasan yang memang diketahui memiliki cadangan minyak.

Kedua adalah exploration drilling, yakni melakukan pengeboran di daerah yang belum diketahui keberadaan minyaknya.

Terakhir adalah directional drilling, yaitu pengeboran terarah yang dilakukan ke sumber minyak bumi yang sudah diketahui. Namun, mata bor dibelokkan ke sudut tertentu dengan tujuan mengakses sumber energi tambahan yang ada dalam satu titik yang sama.

3. Bagaimana minyak mentah disuling?

Minyak mentah dalam proses penyulingan (James St. John/Flickr)

Minyak mentah dalam wujud aslinya mengandung berbagai macam senyawa lain yang membuat komoditas ini tidak bisa langsung dipakai begitu saja. Karena itu, perlu dilakukan penyulingan untuk membentuk berbagai karakter jenis minyak baru, sesuai kebutuhan yang diperlukan.

  Tak banyak yang tahu, di lokasi ini sumur minyak bumi pertama Indonesia dibangun

Pada tahap ini lah, prosesnya terjadi di sebuah fasilitas atau lokasi yang dikenal dengan istilah kilang minyak. Sederhananya, proses pengilangan atau penyulingan minyak berjalan untuk menghasilkan ragam jenis minyak dengan titik didih yang berbeda.

Setelah melalui proses penyulingan dan pendidihan itu lah, minyak mentah yang tadinya berwarna sejenis hitam pekat berubah warna.

Hasil atau produk paling umum dari penyulingan minyak mentah adalah bahan bakar yang saat ini banyak digunakan, dan dikenal sebagai bahan bakar fosil. Adapun perbedaan dan fungsinya dapat dilihat dari batas titik didih berikut:

  • Gas, dengan titik didih -40° celsius,
  • Petroleum Eter, titik didih 30-90° celsius,
  • Bensin, 70-140° celsius,
  • Nafta, atau bensin berat yang menjadi bahan baku industri petrokimia seperti plastik, karet sintetis, deterjen, obat, cat, serat sintetis, 80-170° celcius,
  • Kerosin (minyak tanah) dan Avtur, 170-250° celcius,
  • Solar, yang banyak digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel, 270-350° celcius,
  • Oli, titik didih 350-500° celcius, dan
  • Aspal, residu yang terbentuk dari proses pemanasan minyak bumi, dengan titik didih 525°

Artikel Terkait