Indonesia meminta Belanda mengembalikan delapan koleksi artefak sejarah dari museumnya, termasuk tulang belulang “Manusia Jawa”, fosil pertama spesies Homo Erectus yang diyakini sebagai asal evolusi manusia.
Pakar paleontologi dan Museum Geologi Bandung menyatakan sebagian besar fosil manusia purba Indonesia tersimpan di museum-museum Belanda dan sampai saat ini belum berhasil dikembalikan ke Indonesia.
Lalu bagaimana cara Indonesia meminta kembali fosil tersebut? Dan benarkah mayoritas berada di Belanda? Berikut uraiannya:
1. Fosil di Belanda

Indonesia meminta Belanda mengembalikan delapan koleksi artefak sejarah dari museumnya, termasuk tulang belulang “Manusia Jawa”, fosil pertama spesies Homo Erectus yang diyakini sebagai asal evolusi manusia.
Artefak yang diklasifikasikan sebagai “jarahan” oleh Indonesia, termasuk patung-patung dari Kerajaan Hindu kuno di Jawa, Singhasari, barang-barang pribadi milik pahlawan nasional Indonesia.
Tulang belulang ini digali oleh ahli paleoantropologi Belanda, Eugene Dubois pada abad 19 di Jawa, karena itu dikenal sebagai Manusia Jawa. Diharapkan dengan pengembalian itu akan menghasilkan pengetahuan.
“Tujuan utamanya adalah untuk mengembalikan barang-barang tersebut dan menghasilkan pengetahuan,” jelas Bonnie Triyana seorang sejarawan kepada Reuters yang diwartakan Kompas.
Bonnie menyebut fokus utama tim ini adalah koleksi milik negara di museum nasional, termasuk Pusat Keanekaragaman Hayati Naturalis Belanda, yang menampung tulang paha dan tengkorak Manusia Jawa.
“Artefak-artefak ini adalah tanda dari peristiwa yang jauh lebih besar,” kata Bonnie.
2. Sumber kekayaan

Indonesia yang menjadi koloni Belanda sejak 1800 hingga 1949 merupakan sumber kekayaan bagi Negeri Tulip. Hal ini karena eksploitasi sumber daya alam dan perdagangan rempah-rempah, logam mulia dan mineral.
Media berita Belanda telah melaporkan permintaan dari pemerintah Indonesia tersebut. Surat kabar harian Trouw melaporkan pada Selasa (18/10/2022) bahwa daftar artefak yang diminta Indonesia sangat banyak.
Hal ini termasuk koleksi lengkap Dubois yang disimpan di Naturalis, yang terdiri dari sekitar 40.000 fosil yang digali antara tahun 1887 dan 1900. Tetapi pihak museum sendiri masih mempertanyakan aspek keamanan bagi artefak tersebut.
“Kami memahami klaim Indonesia. Tetapi pernyataannya juga. Di mana koleksi tersebut dapat disimpan, diakses, dan diteliti dengan aman? Saya rasa saya tahu jawabannya,” kata Trouw mengutip Al Jazeera.
Pihak Trouw khawatir soal perawatan dan pelestarian fosil yang rentan rusak bila tak dijaga dengan baik. Terlebih fosil koleksi Dubois itu tak hanya berupa tempurung dan tulang paha Homo Erectus tapi juga sejumlah fosil mamalia purba yang ditemukannya.
Dubois menemukan fosil-fosil Manusia Jawa pada kurun Agustus-Oktober 1891 di Trinil, Jawa Timur. Dalam laporannya tiga tahun berselang, dia menyebut temuannya itu sebagai Pithecanthropus erectus (manusia kera yang berdiri tegak).
Penyebutan itu tak lepas dari model riset salah satu mentornya, Ernst Haeckel yang punya teori tentang Pithecanthropus alalus (manusia kera yang tak bisa berbicara). Fosil-fosil itu turut dibawa serta Dubois sepulangnya ke Belanda 1887.
3. Disambut baik pemerintah Belanda

Berpegang pada nota kesepahaman antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud Ristek) RI dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Sains Belanda pada 2017 pemerintah resmi mengajukan repatriasi.
Pengajuan didasarkan pada surat dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek tertanggal 1 Juli 2022 kepada Menteri Muda urusan Kebudayaan dan Media, Gunay Uslu. Gayung bersambut ketika Gunay berkunjung ke Magelang Jawa Tengah.
“Pemerintah Belanda mengharapkan dibentuknya proses penerimaan bersama terkait permintaan Anda, dalam kerjasama dengan menunjuk komite para ahli dari kedua negara. Pemerintah Belanda setuju bahwa riset terhadap koleksi-koleksi tersebut menjadi penting untuk memperkuat kerjasama antara dua institusi yang relevan dari kedua negara,” tulis Menteri Uslu dalam surat balasannya bertanggal 15 September 2022.
Pakar palentologi dari Museum Geologi Bandung, Iwan Kurniawan menyatakan sebagian besar fosil manusia purba Indonesia tersimpan di museum-museum Belanda dan sampai saat ini belum berhasil dikembalikan ke Indonesia.
Iwan memang tidak menyebut jumlah pasti fosil manusia purba yang saat ini masih tersimpan di Belanda. Tetapi tegasnya jumlahnya sangat banyak dan berasal dari berbagai titik situs purba di Indonesia, dari Lidah Air Padang, Jawa Flores, Sulawesi, dan lain-lain.
“Tidak terhitung, bayangkan saja hampir 60 persen temuan fosil manusia purba itu berasal dari Indonesia, tapi semua ada di (museum) luar negeri,” katanya yang dinukil dari Antara.
Namun dirinya optimis fosil-fosil manusia purba Indonesia bisa kembali. Dia mencontohkan pemerintah Yunani yang berhasil mengembalikan fosil manusia purba dari Belanda berkat kerjasama serta diplomasi kebudayaan