Mengenal DAM penahan, konstruksi penting di daerah aliran sungai

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Dam penahan
Dam penahan (kebumenkab.go.id)

Masih berkaitan dengan bencana ekstrem akhir-akhir ini, salah satu jenis bencana yang banyak dilaporkan terjadi adalah banjir dan longsor. Di mana biasanya, bencana satu ini banyak terjadi dan bermula dari derasnya laju air dan erosi di sekitar kawasan sungai. Di lain sisi, nyatanya bencana tersebut bisa diminimalisir oleh infrastruktur berupa DAM penahan.

Belum banyak yang mengetahui, jika DAM penahan memiliki peran cukup penting dalam mencegah bencana terutama longsoran tanah di daerah aliran sungai.

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan DAM penahan? Seperti apa bentuk dan cara kerjanya?

1. Tentang DAM penahan

(kebumenkab.go.id)

Bukan istilah baru dan tak hanya ada di Indonesia, dalam dunia infrastruktur DAM penahan dikenal juga dengan sebutan gully plug, check dam, dan nama lain di beberapa negara.

Prinsip awalnya, konstruksi ini dibangun untuk mencegah pengikisan atau erosi tanah penyebab longsor. Konstruksi ini pada dasarnya dibuat berupa bendungan kecil, dan dapat bersifat sementara atau permanen sesuai tujuan.

Bukan hanya di daerah aliran sungai (DAS), sebenarya konstruksi satu ini juga banyak dibangun pada titik-titik parit drainase dan sengkedan (terasering). Biasanya, penahan ini dapat dibuat dengan beberapa bahan seperti kayu gelondongan, batu, karung pasir berisi kerikil atau batu bata, dan semen.

  Benarkah Nabi Muhammad SAW mampu membelah bulan? Berikut bukti ilmiahnya

Dalam pembuatannya, bentuk DAM penahan dipengaruhi oleh kondisi kawasan seperti panjang dan kemiringan lereng.

2. Konstruksi di Indonesia

Di Indonesia, DAM penahan tak jauh berbeda yakni berupa bendungan kecil yang dibuat dari kawat bronjong yang diisi dengan bebatuan. Fungsinya sendiri memang lumayan vital saat musim penghujan seperti saat ini. Fungsi yang dimaksud adalah untuk mengendalikan endapan sedimentasi dan mengendalikan laju aliran permukaan di bagian hulu.

Standar tinggi maksimal DAM penahan di Indonesia adalah setinggi empat meter. Biasanya konstruksi ini dipasang pada daerah kritis dengan kemiringan lereng di kisaran 15-35 persen.

Adapun tahapan dalam pembuatannya secara sederhana dimulai dari pembuatan profil dam, kemudian dilanjut dengan pengupasan, penggalian, dan pondasi bangunan. Setelah itu, baru masuk ke tahap pembuatan saluran pengelak, yang dilanjut dengan pembuatan/pemadatan tubuh bendung.

  Cara leluhur Sunda merawat dan menjaga aliran sungai

Tak berhenti sampai di situ, selanjutnya masih ada pembuatan saluran pengambilan/lokal dan pintu air, dan pembuatan bangunan pelimpah. Biasanya, diperlukan juga pembuatan bangunan lain untuk sarana pengelolaan dan kontrol, dan pemasangan gebalan rumput sebagai penutup bendungan.

3. Kelebihan dan kekurangan

DAM penahan (MetaMeta Images/Flickr)

Meski punya peran penting dan banyak dibangun sebagai langkah pencegahan, DAM penahan tetap memiliki kelebihan dan kekurangan.

Dari segi kelebihan, konstruksi ini dapat memperlambat kecepatan air atau arus sungai yang deras, dan mencegah erosi. Keberadaannya juga dapat membantu pengisian ulang sumur dangkal dan mengurangi salinitas dalam air tanah.

Dan yang paling penting, pembuatan konstruksi ini lebih hemat biaya karena dapat menggunakan bahan yang tersedia secara lokal.

Di sisi lain, kekurangan yang dimiliki adalah konstruksi ini dapat mengendap dan membutuhkan perawatan lebih intens. Kemudian dari segi ekosistem, jika dirancang secara tidak benar konstruksinya dapat menghalangi jalur ikan.

Artikel Terkait

Terbaru

Humanis

Lingkungan

Berdaya

Jelajah

Naradata