Ada banyak fakta menarik mengenai kaitan bumi dengan ruang angkasa yang belum diketahui secara umum. Tak selalu mengenai meteor, bulan, bintang langit, dan sejenisnya, terdapat satu hal yang perlu diketahui mengenai batasan antara bumi tempat manusia hidup dengan ruang angkasa.
Garis karman, adalah salah salah satu hal menarik yang dimaksud. Secara umum, istilah ini merupakan garis batas antara atmosfer Bumi dan luar angkasa, yang keberadaannya memiliki pengaruh terhadap kehidupan manusia.
Bagaimana penjelasan detail dari garis karman dan fakta apa saja yang dimiliki? Berikut penjelasannya.
1. Pemisah ruang angkasa dan teritorial udara bumi

Tidak memiliki ciri berupa batas dari alam, garis karman sebenarnya adalah garis atau istilah imajiner yang dikemukakan oleh ilmuwan dan ahli astronomi. Mengutip National Geographic, istilah tersebut dibuat untuk menentukan batas tegas antara Bumi dengan wilayah ruang angkasa.
Pada dasarnya telah ditetapkan jika garis batas ini berjarak sekitar 62 mil atau 100 kilometer di atas permukaan laut. Adapun pihak yang menetapkan jarak tersebut secara internasional adalah Federasi Aeronautika Internasional (FAI), dan sudah disepakati oleh mayoritas negara di dunia.
Dengan demikian, para ahli menyatakan jika untuk ketinggian di atas 100 kilometer berarti sudah memasuki zona ruang angkasa. Sementara itu, jarak di bawah garis yang dimaksud masih dianggap sebagai wilayah teritorial udara dari masing-masing negara berdaulat.
Istilah garis karman ditetapkan dengan mengambil nama dari penggagasnya, yakni Theodore von Karman. Ia adalah seorang ilmuwan dan ahli fisika berkebangsaan Hungaria/Amerika. Di tahun 1944, Karman dan rekan-rekannya mendirikan laboratorium yang berfokus dalam penelitian roket, antariksa, dan zona luar Bumi.
Adapun saat ini, pusat penelitian yang diketahui bernama Jet Propulsion Laboratory tersebut sudah menjadi salah satu pusat riset terkemuka yang sering digunakan NASA.
2. Batas kebutuhan pesawat ruang angkasa

Dengan adanya garis karman pula, ketetapan ini menjadi patokan dalam menentukan di batas mana pesawat ruang angkasa dengan kemampuan khusus dibutuhkan untuk keperluan eksplorasi. Berdasarkan penjelasan Astronomy, pesawat atau wahana konvensional tidak lagi dapat terbang mencapai garis batas tersebut.
Hal tersebut lantaran zona yang dimaksud punya ketinggian di luar jangkauan daya angkat alat transportasi biasa. Karena itu lah, untuk mencapai garis karman dan zona di atasnya, mulai dibutuhkan pesawat ruang angkasa yang punya cara kerja khusus.
Selain penentu kebutuhan pesawat, klasifikasi daya jelajah pilot atau astronaut juga ditentukan oleg haris ini. Artinya, jika seseorang sudah melakukan eksplorasi di atas ketinggian 100 kilometer di atas permukaan laut, maka sudah bisa disebut sebagai astronaut.
Tepat setelah lapisan garis pembatas ini, terdapat stasiun luar angkasa atau ISS. Detailnya, fasilitas ruang angkasa tersebut berada di ketinggian 24 mil atau sekitar 400 kilometer di atas permukaan laut.
3. Garis karman pernah berubah
Fakta menarik lainnya, rupanya pada beberapa kondisi standar batas garis karman kerap mengalami perubahan baik peningkatan atau penurunan. Sang penggagas yakni Theodore von Karman nyatanya pertama kali menetapkan jika batas ini berjarak 80 kilometer.
Di lain sisi, NASA Mission Control juga pernah memiliki ketetapan berbeda yakni di titik 122 kilometer. Namun pada akhirnya, disepakati jika akhirnya garis karman berada di angka 100 kilometer. Ketetapan tersebut juga dianggap sebagai standar angka yang cukup bagus baik untuk kebutuhan operasional militer atau misi ruang angkasa.