Hingga kini manusia belum mampu menciptakan teknologi teleportasi. Pengiriman benda dari jarak jauh secara sekejap hanya bisa disaksikan melalui film-film fiksi ilmiah, mulai dari Star Trek hingga kartun Doraemon yang memperkenalkan bagaimana bentuk teknologi teleportasi.
Namun, Alquran ternyata telah memperkenalkan teknologi teleportasi melalui kisah Nabi Sulaiman ketika menceritakan kisah Ratu Balqis. Saat itu salah satu pembesarnya berhasil memindahkan singgasana Sang Ratu dalam waktu sekejap.
Lalu bagaimana teknologi teleportasi dalam kisah Nabi Sulaiman itu? Dan bisakah teknologi ini tercipta sekarang? Berikut uraiannya:
1. Kisah pemindahan singgasana Ratu Balqis

Konsep berpindah tempat dalam sekejap yang dikenal dengan istilah teleportasi telah didengungkan sejak dahulu. Walau hingga kini, para ilmuwan belum ada yang berhasil memindahkan seorang manusia ke tempat lain dalam waktu sekejap.
Salah satu peristiwa yang cukup terkenal untuk menggambarkan aktivitas teleportasi adalah pemindahan singgasana Ratu Balqis atas perintah Nabi Sulaiman. Ketika itu, Ratu Balqis memang diundang secara resmi untuk datang ke Istana Nabi Sulaiman.
Nabi Sulaiman kemudian memerintahkan kepada para pembesar untuk memindahkan singgasana Ratu Balqis sebelum tiba di istananya. Dikisahkan, ratu harus menempuh jarak 2.000 km dari Yaman menuju ke Yerussalem, Istana Nabi Sulaiman.
Ifrit, jin yang cerdik kemudian menyanggupi untuk memindahkan singgasana itu dalam tempo beberapa detik. Selama gerakan orang bangkit berdiri dari duduk. Namun, seorang manusia yang berilmu (dari kitab suci) menyanggupinya untuk memindahkan singgasana itu lebih cepat dalam kedipan mata.
“Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata,” Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata,” Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya, Maha Mulia.” (QS: An-Naml 40).
2. Manusia dapat mengalahkan jin

Muhammad Ibn Jarir at Thabary dalam tafsirnya, menerangkan orang berilmu tadi membaca asma Allah tertentu sehingga lebih sakti dari jin. Dirinya menyebut asma yang disampaikan yakni, “Ya Tuhan kami, Tuhan segala sesuatu, Tuhan yang satu, tidak ada Tuhan selain Engkau, datangkan padaku singgasana itu.”
Bambang Praggono dalam Percikan Sains dalam Alquran menyebut hal yang menarik dari kejadian demo kesaktian ini bukan tentang mukjizat dari Nabi Sulaiman. Tetapi teleportasi yang dilakukan oleh manusia biasa yang berilmu. Manusia ini akhirnya bisa mengalahkan kekuatan gaib dari jin.
Karena itu, dirinya mengajak setiap orang Islam untuk bersyukur karena Alquran telah mengenalkan konsep teleportasi lebih dahulu, jauh sebelum adanya penemuan ilmiah. Karena itu baginya, terserah kepada manusia apakah bisa menangkap isyarat-isyarat itu sehingga bisa membuat teknologi yang unggul atau tidak?
3. Penjelasan sains

Sains sendiri mencoba menjelaskan fenomena teleportasi tersebut. Ternyata ada dua cara yang telah diungkapkan oleh para ahli fisika dan membuktikan bahwa teleportasi bisa saja dilakukan, meski hingga kini tentu masih sulit diterima secara akal sehat.
Menurut para ahli fisika yang pertama adalah membuat medan magnet yang sangat kuat sehingga seluruh partikel yang akan dipindahkan berubah karakter. Contoh konkretnya seperti peristiwa difusi nuklir yang melibatkan energi yang sangat kuat.
Prinsip itu digunakan dalam Teori Kuantum Teleportasi yakni partikel-partikel yang diubah, dibuat berputar lebih cepat dan dilakukan decocing atau penyatuan di tempat tujuan. Sesampainya di lokasi, kemudian di encoding sehingga wujud asli partikel kembali.
Cara kedua yaitu Asif bin Barkhiya, seorang penemu teknologi teleportasi pada zaman Nabi Sulaiman ini mampu memasuki sebuah dimensi di mana ruang dan waktu tidak lagi menjadi pembatas. Itulah yang dinamakan dengan dimensi malaikat atau dalam fisika dinamakan black-hole, yang memungkinkan siapapun untuk berpindah tempat tanpa jarak dan waktu.