Hal yang menjadi mukjizat Nabi Muhammad SAW yang paling termasyur adalah terbelahnya bulan menjadi dua bagian. Atas izin Allah SWT, Rasulullah mendapat mukjizat ini demi membuktikan kebesaran Allah SWT kepada kaum kafir Quraisy.
Beberapa penelitian pun dilakukan terkait fenomena bulan terbelah dua tersebut. Beberapa buku pun mengungkap fakta tersebut bedasarkan penelitian ilmuwan serta ayat Alquran. Bahkan seorang anggota NASA pernah mengomentari fenomena tersebut.
Lalu bagaimana cerita bulan terbelah tersebut? Dan bagaimana fakta sains menjelaskanya? Berikut uraiannya:
1. Kisah bulan terbelah

Kisah Nabi Muhammad SAW membelah bulan berawal dari kaum kafir Quraisy yang berencana menyudutkan Rasulullah agar kenabiannya tidak terbukti. Mereka kesal pada Rasulullah karena dianggap sudah menghina Tuhan yang mereka sembah serta mendakwahkan agama baru.
Suatu hari, Habib Ibn Malik bersama Abu Jahal dan pembesar Quraisy lainnya meminta agar Nabi Muhammad dibawa kehadapan. Setelah Rasulullah datang, mereka pun menantang sesuatu yang tidak masuk akal untuk membuktikan kebenaran kenabiannya.
“Jika memang Engkau adalah seorang nabi, tunjukanlah satu mukjizat kepada kami. Belahlah bulan purnama yang kini tengah temaram menjadi dua bagian. Letakkan yang sebelah di atas bukit Abu Qubais, dan letakkan sebelahnya lagi di atas bukit Qaiqa’an (dua bukit di Makkah).”
Setelah mendengar permintaan tersebut Rasulullah pergi meninggalkan para kafir Quraisy lalu mendirikan sholat dua rakaat seraya berdoa kepada Allah SWT. Kemudian malaikat Jibril menghampiri Rasulullah dan menyampaikan pesan dari Allah SWT.
“Assalamualaikum ya Rasulullah. Allah menyampaikan salam kepadamu dan berfirman, ‘Kekasihku, janganlah kau bersedih dan bersusah hati. Aku selalu bersamamu. Pergilah temui mereka! Kuatkan hujjahmu, Ketahuilah, Aku telah menundukkan matahari dan bulan, juga siang dan malam.”
2. Bulan lantas terbelah

Lantas dengan izin Allah, Rasulullah kemudian memperlihatkan kebenarannya. Saat hari beranjak sore dan matahari terbenam di ufuk barat, semesta diliputi kegelapan yang disusul dengan munculnya bulan purnama. Setelah bulan berada tepat di atas Rasulullah, lantas bulan bergerak turun dan terbelah menjadi dua bagian.
“Saksikanlah! Saksikanlah! Saksikanlah!,” ucap Rasulullah.
Ketika bulan sudah terbelah dan berada di kedua gunung sesuai permintaan para kafir Quraisy, kedua potongan bulan tersebut kemudian menyatu kembali seperti semula. Namun meski Rasulullah sudah menunjukan mukjizat dan kebesaran Allah SWT, kaum kafir Quraisy tetap tidak mau beriman kepada Allah.
3. Penjelasan ilmiah mengenai fenomena ini?

Bulan terbelah dua rupanya dibenarkan melalui penelitian sains. Buku Miracles of Al-Qur’an & As-Sunnah mengungkap fakta tersebut berdasarkan penelitian ilmuwan serta ayat Alquran. Dalam buku itu diceritakan pengalaman Dawud Musa Pidcock seorang pria Inggris yang masuk Islam.
Dikisahkan pada 1978, Pidcock menonton acara televisi tentang perjalanan luar angkasa. Para ilmuwan itu menyebut perjalanan ini telah berhasil menemukan sebuah fakta ilmiah bahwa dahulu kala bulan pernah terbelah menjadi dua kemudian menyatu kembali.
Pada penelitian modern NASA, bulan pun disebut bukan objek mati. Bulan memiliki diameter 27 persen, kepadatan 60 persen dan masa satu per 81 persen dari massa bumi. Para peneliti menggunakan Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) untuk mengamati bulan.
Dalam penjelasan terpisah ilmuwan Tom Watters dari Smithsonian National Air and Space Museum mengatakan ada patahan pada bulan yang dinamakan Lobate Scarp. Diyakini bahwa patahan ini terjadi akibat material kerak bulan yang saling mendorong sehingga terjadi retakan.
“Jadi, itu mengindikasikan bahwa sesuatu menyebabkan bulan untuk mengalami pengerutan atau penyusutan,” kata Tom.
Para peneliti juga mencoba mengetahui kapan terjadinya patahan terhadap bulan tersebut. Tom memperkirakan patahan itu mungkin terjadi dalam waktu kurang dari miliaran tahun lalu, bahkan bisa jadi kurang dari ratusan juta tahun lalu.
Sementara itu pada tahun 2010 lalu, staf peneliti NASA Lunar Science Institute (NSLI) Brad Bailey menyebut bahwa pihaknya belum menemukan laporan ilmiah yang menyebut bahwa bulan pernah terbelah dua atau lebih bagiannya, dan kemudian menyatu kembali di titik tertentu di masa lalu.