Tentang perilaku aneh hewan sebelum bencana dan potensi menjadi sistem peringatan dini

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
perilaku aneh hewan sebelum bencana
Ilustrasi perilaku aneh hewan sebelum bencana (Terry Allen/flickr)

Bencana pada dasarnya merupakan salah satu fenomena alam merugikan yang tidak dapat diprediksi, terutama yang terjadi secara alami. Beberapa di antaranya sebut saja gunung meletus, gempa bumi, dan tsunami. Tapi menariknya, kedatangan bencana kerap kali bisa diprediksi dengan melihat perilaku aneh hewan sebelum bencana.

Meski tak menjadi patokan baku dalam dunia pengetahuan atau sains, namun secara umum pemahaman tersebut kerap menjadi patokan secara tersirat.

Ada beberapa kepercayaan yang hidup mengenai perilaku sejumlah hewan yang menandakan akan terjadinya bencana. Misal, hewan hutan di gunung api seperti harimau atau kera yang turun ke pemukiman warga secara tak wajar, dipercaya menjadi pertanda akan terjadi erupsi.

Benarkah hewan memang memiliki kemampuan mendeteksi bencana secara akurat? Dan apa saja deretan hewan yang dimaksud termasuk jenis bencana yang bisa mereka prediksi? Berikut penjelasannya.

1. Laporan perilaku ‘aneh’ hewan sebelum bencana

Tsunami Aceh 2004 (Photo RNW.org/Flickr)

Jika bicara mengenai ‘bukti’, hingga saat ini nyatanya memang ada banyak laporan yang dimaksud dari ragam jurnal sains. Detailnya, banyak para penyintas bencana yang bersaksi sempat melihat perilaku aneh berbagai hewan, sebelum bencana melanda sejumlah negara di berbagai belahan dunia.

  Mencermati 5 fenomena alam yang bisa picu kebakaran hutan

Di Indonesia misalnya, saat gempa berkekuatan 9,1 Magnitudo mengguncang Aceh dan menimbulkan tsunami hebat, laporan yang sama diperoleh.

Beberapa saat sebelum gelombang air setinggi sembulan meter atau 30 kaki menghancurkan garis pantai, beberapa hewan tampak memperlihatkan perilau yang dimaksud. Disebutkan bahwa mereka (hewan) nampak seperti merasakan ada bahaya yang akan datang dan berusaha melarikan diri.

Menurut saksi mata yang dikutip dari penjelasan BBC News, ada sejumlah gajah yang berlari ke tempat lebih tinggi. Lain itu hewan seperti anjing juga disebut menolak untuk keluar rumah.

Hal yang sama rupanya juga pernah terjadi di pesisir Bang Koey Thailand. Penduduk setempat melaporkan ada sekawanan kerbau di tepi pantai tiba-tiba mengeluarkan suara keras, menatap ke laut, lalu berlari ke puncak bukit terdekat beberapa menit sebelum tsunami melanda.

2. Sudah terjadi sejak 373 sebelum masehi

Masih mengutip sumber yang sama, disebutkan bahwa referensi paling awal yang tercatat mengenai perilaku ‘aneh’ hewan sebelum bencana alam sudah muncul pada 373 sebelum masehi (SM).

Fakta itu ditemukan oleh seorang sejarawan Yunani Thucydides (Thukidides). Ia menemukan fakta bahwa tikus, anjing, ular, dan musang meninggalkan kota Helice pada hari-hari sebelum bencana gempa bumi.

  Mengenal DAM penahan, konstruksi penting di daerah aliran sungai

Adapun laporan lain yang sediki lebih maju dalam catatan sejarah juga terlihat pada abad ke-18 dan 19, misalnya pada gempa Napoli yang terjadi pada tahun 1805. Beberapa menit sebelum bencana terjadi disebutkan bahwa sapi, domba, anjing, dan angsa mulai membuat ‘panggilan alarm’ secara bersamaan.

Kemudian pada tahun 1906, sekelompok kuda disebut berlari dengan panik ke tempat yang lebih tinggi saat terjadi gempa San Francisco.

3. Menjadi sistem pengingat bencana, mungkinkah?

Ilustrasi (Paul Jones/flickr)

Berangkat dari fenomena di atas tak heran jika sejak lama sejumlah ahli di berbagai negara berupa melakukan penelitian terkait. Tujuannya adalah untuk meneliti apakah mungkin perilau hewan setidaknya dapat dijadikan sistem peringatan bencana alam.

Salah satu penelitian besar yang telah berjalan mulai dilakukan lima tahun lalu, oleh tim pimpinan Martin Wikelski dari Institut Perilaku Hewan Max Planck di Jerman.

Studi ini melibatkan pola pergerakan hewan yang berbeda yakni sapi, domba dan anjing, di sebuah peternakan pada wilayah rawan gempa di Marches, Italia tengah.

  3 negara ini ‘langganan’ mengalami gempa, apa penyebabnya?

Cara kerjanya, setiap hewan yang diobservasi dipasang semacam kalung dengan chip yang mengirim data pergerakan ke komputer pusat. Pengamatan tersebut berlangsung setiap beberapa menit selama kurang lebih enam bulan dari Oktober 2016 hingga April 2017.

Selama periode itu pula, tercatat ada lebih dari 18.000 gempa di wilayah tersebut. Tentu jenisnya beragam, mulai dari gempa kecil berkekuatan hanya 0,4 Mag, hingga gempa dahsyat berkekuatan 6,6 Mag di Norcia.

Hasilnya, para peneliti menemukan bukti bahwa hewan ternak mulai mengubah perilaku mereka hingga 20 jam sebelum gempa terjadi.

“Semakin dekat hewan-hewan itu ke episentrum guncangan yang akan datang, semakin awal mereka mengubah perilaku mereka,” ujar Wikelski pada tahun 2020 merilis hasil penelitian tersebut

Memang, hingga saat ini belum ada kepastian yang secara konkrit bisa menjadikan perilaku ‘aneh’ hewan sebagai sistem peringatan gempa. Karena itu, di saat bersamaan sampai sekarang masih terus dilakukan penelitian lebih lanjut. Baik itu mengenai seberapa akurat peringatan yang dapat diberikan, hingga hewan jenis apa yang terbukti dapat memberikan peringatan gempa yang valid.

Artikel Terkait