3 potret sungai terbersih yang ada di Indonesia

Belum banyak yang tahu, jika dunia baru saya melewati peringatan Hari Sungai Internasional. Mengutip penjelasan di laman Care Our Earth, peringatan ini pertama kali secara resmi dirayakan pada tahun 2005.

Sejak saat itu, perayaan Hari Sungai Internasional diperingati setiap tahun di minggu ke-4 bulan September. Sekadar informasi singkat, pencetus dari lahirnya peringatan ini adalah Mark Angelo, seorang advokat pelestari sungai di Institut Teknologi British Columbia (BCIT).

Mark Angelo juga jadi salah satu sosok yang mencetuskan lahirnya British Columbia Rivers Day di Kanada Barat, sejak 1980.

Jika menilik kondisi saat ini, tentu ada banyak isu pencemaran yang terjadi di jutaan sungai berbagai belahan dunia. Bahkan tak sedikit sungai yang dinyatakan mati secara biologis. Meski begitu, di lain sisi ada juga deretan sungai yang berhasil pulih atau mempertahankan keberadaannya sebagai sungai terbersih di dunia.

Adapun salah satu sungai terbersih di dunia saat ini adalah sungai Thames, yang berada di London. Faktanya, dulu sungai Thames juga pernah dinyatakan mati secara biologis. Namun berkat perubahan ketat yang dilakukan, kini sungai tersebut justru menjadi habitat dari sejumlah satwa mulai dari paus hingga hiu.

Bagaimana dengan Indonesia?

Meski tak semenakjubkan sungai Thames, di tengah banyaknya sungai yang tercemar juga ada sederet sungai bersih yang ada di tanah air. Di antaranya bahkan ada yang memiliki air biru jernih lantaran minimnya jamahan manusia.

Berikut 3 sungai terbersih yang ada di Indonesia:

1. Sungai Tamborasi

Bukan hanya bersih, sungai Tamborasi nyatanya juga dinobatkan sebagai sungai terpendek di Indonesia dan dunia. Hal tersebut lantaran panjangnya hanya berada di kisaran 20 meter, dengan lebar 15 meter.

Sungai ini berlokasi di Desa Tamborasi, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal menarik lainnya, sungai ini sendiri sebenarnya hanya berjarak sekitar 100 meter dari hulu dan sampai ke lautan, lebih tepatnya ke kawasan pantai.

Karena lokasinya yang benar-benar berada di dekat pantai, yang membuat sungai ini nampak berbeda. Bentuknya juga membuat lokasi ini nampak seperti danau, namun adanya aliran air ke muara membuktikan bahwa titik satu ini benar-benar sungai.

Airnya sendiri berasal dari sebuah mata air yang berada di antara bebatuan tebing yang segar. Warna airnya hijau dengan arus air yang tenang. Hulu sungai ini terhubung langsung dengan laut dan pantai Tamborasi yang terhampar pasir pantai putih bersih.

2. Sekonyer

Sungai satu ini dijuluki dengan sebutan si hitam yang bersih. Ya, karena jika dilihat secara langsung atau melalui banyak dokumentasi yang terunggah di mesin pencari, warna sungai Sekonyer sendiri memang nampak hitam.

Kendati begitu, warna hitam yang dimiliki tak lantas menandakan bahwa keadaannya tercemar. Kebalikannya, justru sungai ini dikenal sebagai salah satu sungai bersih di Indonesia.

Penjelasan dari hitamnya warna air lantaran lokasinya yang memang berada di wilayah rawa gambut, yang memberikan efek warna gelap. Padahal, di sungai ini hidup ekosistem penting.

Yang perlu diketahui, sungai Sekonyer sendiri berada di kawasan Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. TN Tanjung Puting sendiri merupakan wilayah konservasi untuk habitat orangutan.

Tak hanya itu, lanskap di sisi kanan dan kirinya yang dipenuhi hutan gambut juga membuat sungai Sekonyer dijuluki sebagai sungai Amazon versi Indonesia.

3. Kali Biru Warsambin

Sungai satu ini meski jauh dan sangat sulit dituju, tapi kepopulerannya bisa dibilang sudah tersebar ke seluruh Indonesia. Kali Biru Warsambin berada di pedalaman hutan Kampung Wasandim, Teluk Mayalibit, wilayah Raja Ampat.

Seperti yang banyak terlihat di media sosial, warna dari sungai ini jernih biru seperti kristal. Saking jernihnya, dasar sungai yang berisi bebatuan besar bisa dilihat dengan mata telanjang, tanpa harus menyelam dan nampak dangkal.

Padahal, kedalaman dari sungai Biru Warsambin sendiri diperkirakan mencapai sekitar 5 meter. Sementara itu di beberapa bagian sungai lain ada juga yang memiliki kedalaman sekitar 2-3 meter.

Ada alasan tersendiri di balik masih bertahannya kebersihan di sungai tersebut, yakni peraturan ketat yang diterapkan bagi wisatawan yang datang. Disebutkan bahwa awalnya tidak boleh ada wisatawan yang berenang di sungai ini.

Namun sejak tahun 2016, mulai diperbolehkan aktivitas renang dengan beberapa peraturan. Di antaranya waktu berenang yang tidak boleh lebih dari 30 menit. Lain itu, mereka yang ingin berenang juga tidak boleh menggunakan produk pelindung kulit seperti sunblock, untuk melindungi kandungan air di sungai tersebut.

Ditambah lagi, untuk bisa masuk dan menikmati keindahan sungai ini ditetapkan tarif yang cukup mahal, yakni di kisaran Rp100 ribu hingga Rp200 ribu. Tentu, harga tiket masuk tersebut sangat masuk akal dan sebanding dengan upaya untuk melestarikan keindahannya.