Pada akhirnya, operator seluler terbesar di Indonesia, Telkomsel, telah menekan tombol ‘shutdown’ untuk jaringan sinyal berbasis pita 3G (generasi 3) di seluruh Indonesia.
Itu artinya, 504 kota/kabupaten yang selama ini masih mengandalkan sinyal 3G harus ‘upgrade’ jaringan mereka ke 4G/LTE/5G.
Selasa lalu (20/6/2023), Direktur Network Telkomsel Nugroho, menyebutkan dalam keterangannya bahwa sejak tahap awal peningkatan jaringan 3G ke 4G/LTE hingga telah dirampungkannya di bulan ini, Telkomsel memprioritaskan kenyamanan pengalaman aktivitas digital seluruh pelanggan selama rangkaian proses berlangsung.
Peralihan dari 3G ke 4G
Proses penalihan jaringan 3G ke 4G telah dimulai Telkomsel pada Maret 2022 lalu. Proses yang dilakukan secara bertahap ini dirampungkan setelah operator seluler BUMN itu mengalihkan teknologi jaringan 3G pada lebih dari 49 ribu BTS.
Pendek kata, dengan tuntasnya program ini, Telkomsel menyebut pihaknya kini bisa melayani lebih dari 96 persen wilayah populasi di Indonesia dengan jaringan 4G/LTE. Kira-kira seperti itu janjinya.
Migrasi jaringan 3G ke 4G ini disebut berdampak pada jumlah pelanggan yang menggunakan uSIM 4G. Telkomsel mencatat peningkatan uSIM 4G sebesar 84 persen Year on Year (YoY) yang disertai pertumbuhan trafik payload 4G sebesar 14 persen.
Lain itu, dengan meratanya jaringan broadband 4G/LTE di seluruh wilayah Indonesia, Telkomsel pun mencatat adanya persentase peningkatan jumlah device 3G yang bermigrasi ke device 4G, yakni sebanyak 51 persen (YoY).
Telkomsel menyebut, hal ini terwujud berkat ragam penawaran program dan produk menarik, mulai dari promo tambahan kuota data 4G/LTE hingga program bundling ponsel 4G dengan banderol yang lebih terjangkau.
Nugroho juga bilang bahwa pihaknya terus mengajak pelanggan segmen korporasi atau enterprise serta industri yang memiliki layanan Machine-to-Machine (M2M), semisal perangkat Electronic Data Capture (EDC) untuk layanan perbankan atau pembayaran elektronik, serta perangkat berbasis Internet of Things (IoT) untuk dapat melakukan percepatan migrasi perangkat ke teknologi yang mendukung jaringan 4G/LTE Telkomsel.

Sejarah sinyal 3G Telkomsel
Kita semua tahu, Telkomsel adalah salah satu operator telekomunikasi terkemuka di Indonesia. Seiring dengan perkembangan teknologi telekomunikasi, Telkomsel telah menerapkan berbagai jenis sinyal untuk memfasilitasi layanan komunikasi kepada pelanggan mereka. Salah satu sinyal yang diadopsi oleh Telkomsel adalah sinyal 3G.
Dalam sejarahnya, sinyal 3G diperkenalkan oleh Telkomsel pada tahun 2006. Saat itu, 3G merupakan teknologi yang terbaru dan mampu memberikan kecepatan transfer data yang lebih tinggi ketimbang teknologi sebelumnya, seperti 2G (Generasi Kedua).
Sinyal 3G juga memungkinkan pelanggan Telkomsel untuk mengakses layanan data, seperti internetan, mengirim dan menerima email, serta menggunakan aplikasi multimedia dengan lebih baik.
Dengan adopsi sinyal 3G, Telkomsel memperluas cakupan jaringan dan meningkatkan kapasitasnya untuk melayani jumlah pelanggan yang semakin bertambah. Sinyal 3G juga memberikan kemampuan untuk melakukan panggilan suara berkualitas tinggi dan meningkatkan pengalaman pengguna dalam berkomunikasi secara nirkabel.
Pada masanya, kecepatan transfer data yang bisa dicapai oleh sinyal 3G Telkomsel adalah sekitar 384 Kbps hingga 3,6 Mbps, tergantung pada kondisi jaringan dan perangkat yang digunakan oleh pelanggan. Akan tetapi, yang perlu menjadi catatan adalah kecepatan tersebut merupakan kecepatan teoritis dan dapat bervariasi di lapangan.
Namun, seiring dengan perkembangan teknologi telekomunikasi, sinyal 3G kini telah digantikan oleh teknologi yang lebih canggih seperti 4G (Generasi Keempat) dan 5G (Generasi Kelima). Telkomsel juga telah mengadopsi teknologi ini untuk meningkatkan kualitas layanan dan memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pelanggan mereka.
Pada beberapa event internasional, uji coba jaringan paling anyar–5G–pun telah dilakukan, bahkan dilakukan demo mengontrol kendaraan tanpa kemudi pada ajang Asian Games beberapa waktu lalu.