Kiat melakukan budidaya stroberi di halaman rumah

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Buah stroberi (fahadaina @ nana/flickr)

Stroberi (Fragaria sp), merupakan salah satu jenis buah yang cukup digemari hampir berbagai kalangan. Disebutkan bahwa setidaknya ada sebanyak 600 varietas stroberi yang tersebar di seluruh dunia. Dari ratusan varietas tersebut, 7 di antaranya umum tumbuh dan dibudidaya dengan mudah di tanah air.

Cita rasa khas asam yang menyegarkan pada sebagian besar varietasnya tak membuat buah ini kurang populer. Dengan warna merah merona, hal lain yang membuat stroberi digemari adalah karena kemudahannya dalam ditanam dan dibudidaya.

Tidak harus membutuhkan lahan perkebunan yang besar, menanam atau melakukan budidaya stroberi nyatanya juga bisa dilakukan di halaman rumah. Tak heran, jika jenis buah satu ini juga cukup populer di kalangan pegiat urban farming.

Bagaimana sebenarnya kiat menanam dan melakukan budidaya stroberi di halaman rumah? Berikut tips yang dikutip dari laman Penelitian Kementerian Pertanian.

1. Tak harus di dataran tinggi

Kebun stroberi (fotohati-asniza/flickr)

Selama ini banyak yang beranggapan jika stroberi hanya bisa tumbuh dengan baik di lahan dataran tinggi. Padahal, stroberi juga bisa tumbuh di dataran menengah.

  Budidaya padi salibu, cara petani desa cari untung ketika pandemi

Memang, pada umumnya budidaya skala besar jenis buah satu ini banyak ditemui di wilayah dengan ketinggian sekitar 1.000-1.500 mdpl. Tapi banyak juga stroberi yang tumbuh subur di area berketinggian 600-700 mdpl.

Pertumbuhan stoberi di lahan menengah akan terjadi maksimal bila mendapat penyinaran matahari selama 8-10 jam setiap hari. Karena stroberi menyukai air, disarankan untuk memberi sebanyak 500 mililiter air per hari pada pagi dan siang.

Sebagai catatan, jika cuaca mendung penyiraman cukup 300 ml. Sementara itu dalam memberikan nutrisi, tanaman bisa diberi larutan pupuk dan kompos sekira 500 ppm saat berumur 14 hari setelah ditanam.

2. Pemeliharaan buah

buah stroberi (Ria R.B/Flickr)

Setelah tanaman stroberi mulai berbunga, pemupukan cukup dilakukan sepekan sekali hingga berbuah. Yang perlu diperhatikan, pembudidaya perlu menjaga tingkat evaporasi (penguapan). Caranya adalah dengan menjaga jumlah daun tanaman yang dipertahankan sebanyak 4-5 helai.

Dari segi buah, jumlahnya juga perlu dipertahankan yakni hanya sekitar 3-4 buah per tanaman agar bobot dan rasa maksimum.

  Pentingnya mengukur pH tanah untuk kesuburan tanaman

Lebih lanjut buah stroberi baru bisa dipanen setelah tanaman berumur 2,5 bulan. 15 hari setelahnya, panen akan habis dan masa panen kedua siap petik. Siklus tersebut akan terjadi begitu seterusnya sampai buah tahap ke-6 selesai panen.

Siklus tanaman stroberi baru akan berhenti setelah 1,5 tahun penanaman, dan setelahnya perlu dilakukan penggantian bibit.

3. Praktik budidaya stroberi di halaman

Stoberi (Naufal fikri Yusuf/Flickr)

Salah satu bentuk budidaya tanaman stroberi di halaman rumah dapat dijumpai di Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung. Untuk diketahui, ketinggian dataran di area tersebut berkisar antara 700 mdpl. Sementara budidaya stroberi sudah dilakukan warga Kelurahan sejak tahun 2014.

Warga kawasan tersebut membudidayakan dua varietas Stroberi yakni early bright dari Amerika Serikat, dan Nyoho asal Jepang.

Warga Kecamatan Cicendo menanam stoberi dengan modal Rp250.000. Biaya itu mencakup pembelian bibit, pupuk kandang, arang sekam, dan polibag. Untuk media penanaman mereka memanfaatkan sekam bakar yang masih cokelat, pupuk kandang kotoran sapi, serta kompos organik.

  Di Bali, 4 tanaman rumahan ini masih digunakan sebagai obat

Diketahui jika warga setempat biasa melakukan panen stroberi setiap hari, di mana per tanaman stroberi yang dipanen terdiri dari 1-2 buah. Atau per satu tanaman, total buah yang dipanen berada di kisaran 200 gram.

Artikel Terkait