Komunitas Pencinta Anggur: silaturahmi sebagai upaya kembangkan pertanian modern

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Ilustrasi buah anggur (Freddy Olsson/Flickr)

Komunitas Pencinta Anggur Bogor Raya (KPABR) menggelar kopi darat (kopdar) dengan beragam komunitas pecinta anggur di seluruh Indonesia pada Sabtu-Minggu (20-21/8/2022) di Anggola Grape Garden, Bogor, Jawa Barat.

Kegiatan ini memang rutin digelar sebagai upaya memperkenalkan budidaya anggur kepada anggota komunitas dan para petani anggur. Anggola Grape Garden pun dikenal sebagai tempat wisata petik anggur terbesar di Bogor.

Lalu bagaimana KPABR ini menyelanggarakan kegiatannya? Dan apa target mereka dalam diskusi-diskusi selama ini? Berikut uraiannya:

1. Kopdar KPABR

Komunitas pecinta anggur (Bahadur)

Dalam gelaran kopdar KPABR dengan komunitas pencinta anggur seluruh Indonesia itu, merupakan acara ke-3 yang dilakukan sejak tahun 2020.

Ketua Panitia dan Anggota KPABR, Irfan, menyatakan kegiatan ini bertujuan untuk silaturahmi antara para anggota dan masyarakat yang ingin mengetahui soal budidaya anggur. Terlihat antusias masyarakat pun untuk datang ke acara tersebut.

“Tujuannya untuk kopdar dan silaturahmi seluruh komunitas anggur Indonesia,” ucapnya.

Pada kegiatan tahun ini, mereka mengundang sedikitnya 500 orang untuk hadir dalam acara tersebut. Pada acara itu juga diperkenalkan cara budidaya anggur, melihat cara komunitas anggur lain membentuk tim, hingga keuntungan yang mereka telah dapat.

  Hikayat pohon gharqad, pelindung kaum Yahudi pada akhir zaman

Irfan berharap kegiatan ini terus dilaksanakan pada tahun-tahun berikutnya. Namun tidak hanya sebagai ajang silaturahmi, tetapi juga memperkuat para petani anggur dan juga mendorong sebanyak-banyaknya orang untuk menyukai tanaman ini.

2. Diskusi berkelanjutan

Komunitas pecinta anggur (Bahadur)

Sebelum acara kopdar ini, Komunitas Anggur Tangerang (KAT) juga melakukan kegiatan serupa. Mereka menggelar diskusi Pertanian Modern dan Problematika dalam Budi Daya Anggur di Indonesia yang juga digelar di Anggola Garden, Ciomas, Bogor (3/7/2022).

Ketua KAT, Roy Nurdin, mengatakan diskusi ini merupakan wadah bagi pencinta tanaman anggur saling mengenal dan bertukar pikiran dalam mengembangkan budidaya tanaman anggur. Diskusi ini diikuti pecinta tanaman anggur dari Tangerang, Jakarta, Bogor, Bekasi, serta Sumatra.

“Acara ini mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pertanian (Kementan). Saya berharap ke depan Kementan lebih serius lagi mendukung penggiat tanaman anggur yang makin banyak tumbuh di Indonesia,” kata Roy, mengutip Media Indonesia.

Roy berharap Kementerian Pertanian (Kementan) bisa membantu permasalahan di lapangan terutama terkait dengan legalitas varian anggur yang banyak di tanam di Indonesia. Dia mengusulkan, Kementan dapat mengumpulkan para penggiat tanaman anggur seluruh Indonesia agar bisa duduk bersama.

  Cemara sumatra, tanaman langka yang potensial sebagai obat kanker

Di sisi lain, Sekretaris Dirjen Hortikultura Kementan, Retno Sri Hartati Mulyandari–yang hadir dalam diskusi ini–memberikan apreasiasi kepada KAT sebagai inisiator diksusi. Diharapkan dengan diskusi komunitas ini dapat diluncurkan varietas anggur yang didaftarkan ke Kementan.

3. Varietas yang didaftarkan

Anggur (Bahadur)

Retno mengatakan varietas yang sudah didaftarkan dapat dikembangkan secara resmi dan masif di Indonesia, walaupun bermula dari anggur introduksi. Dirinya pun mendorong agar anggur kualitas baik yang biasanya didatangkan dari luar negeri, ternyata juga bisa dibudidayakan di Indonesia.

“Bahkan di lahan sempit maupun di polybag di daerah perkotaan sebagai bagian dari urban farming bahkan bisa saja menjadi kampung anggur,” katanya.

Lebih jauh Retno mengingatkan pengawalan dalam tata kelola budidaya yang baik menjadi penting agar tanaman anggur dapat menghasilkan buah yang berkualitas dan aman konsumsi. Pengawalan atau pendampingan oleh pakar dan anggota komunitas sangat dibutuhkan bagi pemula.

“Harapan saya dalam jangka panjang, anggur yang sesuai dengan preferensi masyarakat yang manis dan besar dapat diproduksi di Indonesia sehingga mengurangi volume impor anggur dari luar negeri,” pungkasnya.

  Fenomena belalang gurun, serangan hama yang paling berbahaya di dunia

Artikel Terkait