Negara-negara pengadopsi teknologi tata kelola pertanian urban

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Teknologi dalam urban farming (iStockphoto)

Di tengah meningkatnya populasi global dan urbanisasi yang pesat, tantangan dalam memenuhi kebutuhan pangan dan menjaga keberlanjutan lingkungan semakin mendesak. Salah satu solusi yang semakin populer adalah urban farming, di mana pertanian dilakukan di lingkungan perkotaan dengan memanfaatkan teknologi modern.

Beberapa negara telah menjadi pionir dalam mengadopsi teknologi dalam pengelolaan pertanian perkotaan, serta melakukan inovasi untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi sumber daya, dan keberlanjutan.

Kita telah melihat bagaimana beberapa negara telah mengambil langkah maju dalam mengadopsi teknologi dalam urban farming. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap negara memiliki tantangan dan kebutuhan yang unik, dan solusi yang berhasil di satu tempat mungkin tidak selalu cocok untuk tempat lain.

Kolaborasi internasional, pertukaran pengetahuan, dan penelitian yang berkelanjutan, menjadi sangat penting dalam mengembangkan dan mengoptimalkan teknologi dalam pengelolaan pertanian perkotaan di seluruh dunia.

Dengan kesadaran yang terus meningkat tentang pentingnya keberlanjutan dan ketahanan pangan, urban farming dan adopsi teknologi di dalamnya menjadi jalan menuju masa depan yang lebih cerah bagi masyarakat perkotaan di seluruh dunia.

Deretan negara dengan inovasi teknologi Urban Farming

Berikut adalah beberapa contoh negara yang telah mengambil langkah maju dalam memanfaatkan teknologi dalam urban farming.

  Pentingnya mengukur pH tanah untuk kesuburan tanaman

1. Jepang

Dengan keterbatasan lahan dan keinginan untuk mandiri secara pangan, telah menjadi pemimpin dalam teknologi pertanian perkotaan. Mereka telah mengembangkan sistem hidroponik, aquaponik, dan vertical farming yang canggih.

Melalui penggunaan sensor, pencahayaan LED, dan pengatur suhu otomatis, Jepang dapat memaksimalkan produksi tanaman dalam ruang terbatas di kota-kota mereka.

2. Singapura

Kita semua tahu, Singapura merupakan negara dengan lahan yang sangat terbatas, telah menciptakan revolusi dalam pertanian perkotaan. Mereka menggunakan teknologi vertical farming, di mana tanaman ditanam secara bertingkat dalam bangunan tinggi.

Dengan mengoptimalkan penggunaan ruang dan memanfaatkan sistem akuaferma (aquafarming), Singapura mampu menghasilkan ikan dan tanaman air lainnya secara efisien.

3. Belanda

Negara ini merupakan salah satu negara dengan keahlian teknologi pertanian yang luar biasa, dan telah menjadi pusat inovasi dalam urban farming. Mereka menggunakan sistem greenhouse yang canggih dengan kontrol iklim yang presisi dan cahaya buatan untuk memastikan tanaman tumbuh dengan optimal.

Selain itu, Belanda juga menggabungkan teknologi sensor dan analitik data untuk memantau dan mengoptimalkan pertanian di dalam kota.

  Persoalan sampah di Indonesia yang tak kunjung usai

4. Amerika Serikat

Negara adi daya ini juga telah mengambil langkah maju dalam urban farming dengan menggunakan teknologi modern. Di kota-kota seperti New York, San Francisco, dan Chicago, teknik hydroponics, aeroponics, dan vertical farming digunakan untuk menghasilkan tanaman dengan efisiensi tinggi di lingkungan perkotaan yang terbatas.

5. Korea Selatan

Selain moncer untuk urusan mode, Korsel juga tidak ketinggalan dalam mengadopsi teknologi dalam pengelolaan pertanian perkotaan.

Mereka telah mengembangkan sistem vertical farming yang terintegrasi dengan teknologi IoT (Internet of Things), memungkinkan pemantauan dan pengendalian lingkungan tumbuh tanaman secara real-time.

Langkah inovatif

Urban farming dengan konsep keberlanjutan (iStockphoto)

Langkah-langkah inovatif yang diambil oleh negara-negara tadi dalam mengadopsi teknologi dalam urban farming menunjukkan komitmen mereka terhadap ketahanan pangan, keberlanjutan, dan penggunaan sumber daya yang efisien.

Dengan memanfaatkan teknologi canggih, mereka dapat menciptakan lingkungan pertanian yang produktif di tengah keramaian perkotaan.

Seperti menggunakan inovasi seperti hidroponik, aquaponik, vertical farming, dan teknologi IoT, mereka menciptakan solusi yang cerdas dan efisien untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk perkotaan yang terus meningkat.

  Di Bali, 4 tanaman rumahan ini masih digunakan sebagai obat

Menciptakan lingkungan berkelanjutan

Adopsi teknologi dalam urban farming bukan hanya tentang meningkatkan produktivitas dan efisiensi, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan.

Dalam pertanian perkotaan, lahan yang terbatas harus dimanfaatkan secara optimal, penggunaan air dan energi harus dikurangi, dan penggunaan pestisida serta pupuk harus dikendalikan.

Selain itu, dengan adopsi teknologi yang tepat, pertanian perkotaan dapat mengurangi jejak karbon, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan mengurangi ketergantungan pada transportasi jarak jauh untuk mengirimkan produk pertanian.

Teknologi dalam pengelolaan pertanian perkotaan juga membuka peluang baru bagi generasi muda untuk terlibat dalam sektor pertanian dan menjembatani kesenjangan antara kota dan pedesaan. Melalui kemitraan antara sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat, mereka dapat membangun lingkungan yang subur, berkelanjutan, dan inklusif.

Dalam era yang semakin urbanisasi, urban farming menjadi solusi yang menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan pangan kota, mengurangi ketergantungan pada impor, dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

Dengan terus mengadopsi teknologi dan berbagi pengetahuan, negara-negara di seluruh dunia dapat memimpin gerakan urban farming dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan untuk generasi mendatang.

Artikel Terkait

Terbaru

Humanis

Lingkungan

Berdaya

Jelajah

Naradata