Jenis lahan basah di dunia dan manfaatnya bagi keanekaragaman hayati

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Ilustrasi lahan basah (Dave/Flickr)

Indonesia dan semua negara di dunia, setiap tanggal 2 Februari memeringati Hari Lahan Basah Sedunia. Tanggal ini memperingati hari ditandatanganinya Konvensi Lahan Basah, yang disebut Konvensi Ramsar, pada 2 Februari 1971 di Kota Ramsar, kota yang terletak di pantai Laut Kaspia di Iran.

Hari Lahan Basah Sedunia diperingati pertama kali pada tahun 1997. Setiap tahun, lembaga pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan kelompok masyarakat pada seluruh lapisan komunitas mengambil peran dalam aksi meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap nilai dan manfaat lahan basah secara umum.

Sejak tahun 1997 hingga 2007, konvensi telah melaporkan bahwa 95 negara telah melakukan aktivitas perayaan Hari Lahan Basah Sedunia dalam berbagai bentuk, dari seminar dan kuliah singkat, lintas alam, kontes seni anak-anak, balap sampan, hingga aksi bersih (clean-up day) yang dilakukan komunitas masyarakat, dan sebagainya.

Apa itu lahan basah?

Lahan basah pada umumnya merupakan wilayah yang sangat produktif dan mempunyai keanekaragaman yang tinggi, baik keanekaragaman hayati maupun non hayatiya, sehingga diyakini bahwa lahan basah merupakan salah satu sistem penyangga kehidupan yang sangat potensial.

Sekira 40,5 juta hektare lahan basah, mulai dari lahan basah pegunungan tinggi sampai perairan laut, terdapat di Indonesia, namun baru sekitar 6 persen dari total luas lahan basah (alami) terdapat di dalam kawasan konservasi.

Terkait isu global, baik di tingkat lokal, nasional, regional, maupun internasional seperti kebijakan pembangunan, pertambahan penduduk, kelangkaan air bersih, perubahan iklim global, dan lain-lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, telah memberikan tekanan terhadap keberadaan dan kelestarian lahan basah di Indonesia, hal ini karena lahan basah cukup rentan terhadap perubahan lingkungan.

Mengenal jenis-jenis lahan basah

Lantas, seperti apa jenis-jenis lahan basah yang tertuang dalam aturan terkait konversi lahan ini? Berikut penjelasannya.

1. Lahan gambut

Lahan gambut (Dave/Flickr)

Lahan gambut adalah lahan basah dengan lapisan tanah berair yang terdiri dari bahan tanaman mati dan membusuk. Yang termasuk kedalam lahan gambut diantaranya adalah moor, bog, mires, hutan rawa gambut dan permafrost tundra.

  Eksotisnya hutan Gunung Batukaru dan menikmati berkah dari air panas

Luas lahan gambut secara keseluruhan mencapai setengah dari luas lahan basah di dunia, dan menutupi 3 persen dari total  luas permukaan bumi. 

Mengapa lahan gambut begitu penting?

Air. Lahan Gambut dapat menyerap air hujan, mencegah terjadinya banjir, melepaskan air secara perlahan-lahan, dan menjamin pasokan air bersih sepanjang tahun.

Makanan. Jutaan orang bergantung pada lahan gambut sebagai kawasan untuk menggembala ternak, penangkapan ikan, dan melakukan kegiatan pertanian

Spesies. Hutan rawa gambut tropis merupakan rumah bagi ribuan hewan dan tumbuhan,  termasuk spesies langka dan terancam punah seperti orangutan dan harimau sumatra.

Perubahan iklim. Lahan gambut mengandung dua kali lebih banyak karbon dari hutan yang ada di seluruh dunia. Ketika terganggu atau dikeringkan, lahan gambut dapat menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca.

2. Sungai dan delta

Delta sungai (Tobias/Flickr)
 
Sungai merupakan aliran air alami, biasanya air tawar, mengalir menuju laut, danau, atau ke sungai lainnya, yang berasal dari hujan yang terjadi didataran tinggi kemudian mengalir ke lereng menuju anak sungai dan sungai utama.
 
Delta dapat dijumpai di bagian hilir sungai, dimana aliran air melambat dan menyebar ke hamparan lahan basah dan perairan dangkal.

Mengapa sungai dan delta begitu penting?

Air dan makanan. Sungai berfungsi sebagai sumber penting bagi air minum, makanan dan irigasi untuk pertanian. Air sungai juga berfungsi mengisi ulang danau dan mengangkut sedimen yang subur yang memperkaya daerah dataran banjir dan rawa-rawa.

Transportasi. Sungai juga memainkan peran penting sebagai  jalur transportasi dan perdagangan dan sebagai sumber energi.

Spesies. Sungai dan delta merupakan habitat penting bagi ikan dan  hewan air tawar lainnya seperti amfibi dan kerang-kerangan.

3. Hutan mangrove

Hutan Mangrove (Arno Drucker/Flickr)
 
Hutan mangrove merupakan persimpangan antara lautan, air tawar, dan daratan bertemu. Hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem paling kompleks di muka bumi ini, tumbuh dalam kondisi lingkungan di mana tanaman bisa dapat mati dengan sangat cepat.
 
Ekosistem ini dapat dijumpai di daerah tropis dan subtropis, terutama di daerah pasang surut, yang sering digenangi air asin. Hutan mangrove menempati sekitar 15,2 juta hektare dari pantai tropis di seluruh dunia, yang meliputi afrika, Australia, Asia, dan Amerika.

Mengapa hutan mangrove begitu penting?

  Tertidur lama, benarkah Gunung Lawu akan kembali meletus?

Mengurangi bencana. Hutan mangrove memberikan perlindungan dan tempat bernaung pada saat terjadinya peristiwa cuaca ekstrim, seperti angin badai dan banjir.

Mangrove dapat menahan dan memecah gelombang pasang akibat dari cuaca extrim ini. Salah satu contohnya hutan mangrove dapat mengurangi daya rusak tsunami hingga 90 persen.

Spesies. Daun dan akar mangrove memberikan nutrisi yang baik bagi plankton, ganggang, ikan dan kerang-kerangan. Mangrove juga merupakan rumah bagi banyak burung dan mamalia.

Perubahan iklim. Potensi mangrove dalam menyimpan karbon menyamai hutan hujan tropis.

4. Lahan basah di daerah kering

Lahan basah di daerah kering (Sue Milks/Flickr)
 
Daerah kering dan semi-kering sering ditandai dengan curah hujan musiman dan lahan basah yang mempertahankan air cukup lama setelah tanah kering.

Yang termasuk kedalam lahan basah di daerah kering ini, di antaranya sungai, rawa, danau, dan mata air yang mengering dalam beberapa masa disepanjang tahunnya.

Lahan basah di daerah kering ini dapat ditemukan di Asia, Australia, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Utara, serta Amerika Selatan.

Kenapa lahan basah di area kering itu penting?

Makanan. Lahan basah di daerah kering sangat penting bagi petani, penggembala ternak, dan sebagai mata pencarian bagi orang-orang yang mendapatkan makanan dengan memaancing dan mengumpulkan tanaman.

Spesies. Lahan basah di daerah kering  juga penting untuk jutaan burung air yang berkembang biak di Eropa dan Asia, seperti burung pantai dan bangau.

  3 kota Indonesia yang diakui ramah lingkungan dan berkelanjutan oleh ASEAN

5. Lahan basah dataran tinggi

Lahan basah dataran tinggi (Piotr Gaborek/Flickr)

Lahan basah dataran tinggi menyimpan air baik dari hujan ataupun dari pencairan glester, menyimpan air tanah, menangkap sedimen, dan mendaur ulang nutrisi, serta meningkatkan jumlah dan kualitas air.

Kenapa lahan basah di dataran tinggi itu penting?

Spesies. Lahan basah ini merupakan tempat pemberhentian penting bagi burung migran dan tempat berkembang biak bagi burung, ikan, dan amfibi.

Pengurangan bencana. Kemampuannya untuk mendukung pertumbuhan vegetasi mengurangi erosi tanah dan menjadi penyangga aliran air, menjadikan aliran air yang lebih stabil di hilir sekaligus mengurangi tingkat keparahan bencana seperti tanah longsor, banjir, dan kekeringan.

6. Lahan basah artic

Lahan basah artic (mooseblaster69/Flickr)

Lahan basah adalah ekosistem utama di kutub utara. Lahan basah tersebut antara lain terdiri dari lahan gambut, sungai, danau, dan teluk dangkal menutupi hampir 60 persen dari total luas permukaan. 

Lahan basah Artic menyimpan sejumlah besar gas rumah kaca dan sangat penting bagi keanekaragaman hayati global, dan juga merupakan sumber utama mata pencaharian bagi masyarakat adat setempat..

Kenapa lahan basah artic itu penting?

Spesies. Lahan basah Arctic menawarkan habitat tanaman dan hewan yang unik. Bagi spesies yang melakukan migrasi, lahan basah Artic menyediakan tempat berkembang biak dan makan yang sangat diperlukan.

Penghidupan. Lebih dari empat juta orang, termasuk lebih dari 30 kelompok masyarakat adat yang berbeda, hidup di Kutub Utara. Orang yang tinggal di Kutub Utara bergantung pada lahan basah untuk pengambilan ikan, berburu unggas air, panen tanaman, dan penyedia rumput untuk usaha peternakan.

Perubahan iklim. Lahan basah artic mengandung cadangan karbon organik yang besar di dalam tanahnya serta memiliki kemampuannya menyimpan karbon tergantung pada lapisan es yang membeku. Ketika suhu meningkat dan lapisan es mencair, sejumlah besar gas rumah kaca dapat dilepaskan ke atmosfer.

Artikel Terkait