Ekspor lintah hasilkan cuan berlimpah masyarakat Bengkulu

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Lintah (Jane Webber/Flickr)

Lintah yang merupakan spesies penghisap darah nan menggelikan ternyata bisa mendatangkan cuan ketika diekspor ke Malaysia. Hewan ini bisa dikirim dalam kondisi hidup atau kering.

Budidaya lintah di Bengkulu memiliki peluang besar di pasar ekspor meskipun lintah dianggap hama oleh masyarakat. Sebelumnya Provinsi Bengkulu telah mengekspor lintah sebanyak 1.000 ekor ke Malaysia.

Lalu bagaimana potensi komoditas lintah ini? Dan mengapa komoditas ini begitu dicari oleh masyarakat negeri Jiran? Berikut uraiannya:

1. Lintah yang datangkan cuan

Lintah yang merupakan spesies penghisap darah nan menggelikan ternyata bisa mendatangkan cuan ketika diekspor ke Malaysia. Hewan ini bisa dikirim dalam kondisi hidup atau kering.

Tetapi kali ini Provinsi Bengkulu mengekspor sebanyak 6.000 ekor lintah ke dua negara yakni Malaysia dan Filipina. Disebutkan Provinsi Bengkulu merupakan yang pertama melakukan ekspor lintah.

“Provinsi Bengkulu merupakan wilayah pertama di Indonesia yang melakukan ekspor lintah,” kata Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BPKIPM) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pamuji Lestari di Bengkulu yang dimuat Antara.

Sementara itu dari 6.000 linta hidup yang diekspor, sebanyak 5.000 dikirim ke pasar Malaysia dan 1.000 ekor lintah dikirim ke Filipina. Dirinya menyebutkan bahwa lintah hidup merupakan komoditas yang banyak dicari di ASEAN.

  5 hewan yang memiliki kaki terbanyak di dunia, salah satunya beracun

“Hal ini karena banyak dimanfaatkan sebagai sarana pengobatan alternatif untuk mengatasi hipertensi, diabetes, mempercepat pertumbuhan luka dan juga menjaga kesehatan,” ucapnya.

2. Dukungan pemerintah

Lintah (yin chuun wee/Flickr)

Melihat potensi tersebut pihaknya lantas mendukung pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Sultan Lintah Indonesia agar melakukan ekspor mandiri komoditas lintah hasil budidayanya.

“Dengan adanya kegiatan ekspor ini bisa mendorong UMKM komoditas lain di Provinsi Bengkulu untuk melakukan ekspor produk ke luar negeri,” paparnya.

Sementara itu jenis lintah yang diekspor merupakan Hirudo manillensis yang digunakan sebagai bahan baku kosmetik. Harga seekor lintah di pasar ekspor dipatok di angka RM 3.300 atau Rp9.900 per ekor.

Pendi, salah satu pembudidaya lintah di Bengkulu menjelaskan bahwa komoditas lintah memiliki peluang besar di pasar ekspor, meskipun lintah kerap dianggap sebagai hama oleh masyarakat.

“Saya senang adanya kegiatan ekspor ini meskipun banyak masyarakat yang beranggapan bahwa lintah merupakan hama,” ujarnya.

Sebelumnya provinsi Bengkulu telah mengekspor lintah sebanyak 1.000 ekor ke Malaysia yang digunakan sebagai salah satu pengobatan pada September lalu. Lintah ini memang dianggap memiliki berbagai manfaat.

  Mencatat ragam komoditas dari masyarakat adat di Indonesia

3. Indonesia punya peluang

Lintah (Lloyd Davies/Flickr)

Selain lintah hidup, potensi cuan juga bisa datang dari lintah kering yang bisa diproses menjadi tepung untuk bahan baku produk kosmetik. Korea Selatan dan China banyak mengimpor lintah kering dari Indonesia.

Hal ini terjadi karena lintah di kedua negara penghasil kosmetik terbesar di dunia ini tidak begitu banyak. Selain itu, kualitas lintah di dua negara itu juga kurang baik. Sementara lintah asal Eropa hanya bisa berkembang saat musim panas dan dingin saja.

Sementara di Indonesia yang memiliki kondisi lembab disertai curah hujan dengan cukup stabil, membuat lintah sangat nyaman tumbuh. Faktor iklim negara Indonesia yang tropis jelas membuat kualitas lintah sangat unggul dibandingkan negara lain.

Lintah termasuk hewan hermaprodit yang punya dua alat kelamin: jantan dan betina. Satu lintah dewasa umumnya bisa menghasilkan 5 hingga 6 kepompong per tahun. Sedangkan, satu kepompong bisa memproduksi 5 sampai 15 anak lintah.

“Sehingga, selama setahun seekor lintah bisa menghasilkan 60 anak lintah,” tulis Mariyana Ricky P.D dalam Geli tapi Cuan, Lintah Hidup Bisa Diekspor ke Negeri Jiran yang dimuat Solopos.

  Cerita gurita yang akan mati setelah kawin dengan pasangannya

Lintah akan tumbuh dengan baik pada iklim tropis dengan kelembapan 30 persen dan tingkat keasaman netral 5-7. Binatang ini bisa langsung dijemur di bawah terik matahari selama satu hari hingga kering ketika berumur enam bulan.

Artikel Terkait